Bisnis.com, PEKALONGAN - Harga kain bahan batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, naik sekitar Rp200 hingga Rp700 per yard sehingga para pelaku batik kesulitan mengambangkan usahanya.
Sekretaris Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia Kota Pekalongan Arif Wicaksono mengatakan bahwa harga kain mori prima semula Rp8.700,00/yard, kini naik menjadi Rp9.300,00/yard.
"Kenaikan harga bahan baku batik ini jelas akan kian menyulitkan usaha pelaku batik berkembang. Akan tetapi, kenaikan harga bahan baku batik kami tidak tahu persis," katanya di Pekalongan, Minggu (16/11/2014).
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga mori prima juga diikuti bahan baku obat batik lainnya yang mencapai sekitar 25% per ons. Kenaikan harga bahan baku batik itu, kata dia, karena kemungkinan sebagian bahan baku masih bergantung pada harga di pasar internasional.
"Selama ini, perajin batik masih mengimpor bahan baku batik sehingga harganya bergantung pada harga pasar luar negeri," katanya.
Dia mengatakan saat ini para perajin batik tidak bisa mengajukan permintaan atau pembelian bahan batik, seperti kain mori dalam jumlah banyak.
Para penyedia kain mori, kata dia, kini lebih memilih menyimpan mori karena masih menunggu keputusan kebijakan pemerintah terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
"Perajin batik akan dibatasi pembelian mori karena penyedia kain mori masih menahan penjualan untuk menentukan harga. Mereka menunggu keputusan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM," katanya.