Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Cerita Seru Perjalanan ke Area Tambang Freeport Indonesia di Timika

Inilah perjalanan Bisnis.com ke area pertambangan Freeport Indonesia di Timia, Papua. Yang paling seru, mulai dari naik bus antipeluru hingga naik gondola dengan menanjak hingga kemiringan 45 derajat.
/Antara
/Antara

Bisnis.com, TIMIKA - Inilah perjalanan Bisnis.com ke area pertambangan Freeport Indonesia di Timia, Papua. Yang paling seru, mulai dari naik bus antipeluru hingga naik kereta gantung dengan menanjak hingga kemiringan 45 derajat.

Saya mengikuti kunjungan kerja Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang ke PT Freeport Indonesia yang telah melakukan kegiatan penambangan di Timika, Papua, sejak 1972. Setelah 14 tahun lebih mengunjungi lokasi ini,  begitu banyak perubahan landscape di area pertambangan milik perusahaan Amerika Serikat itu.

Namun, tak gampang mengunjungi area itu. Pengunjung harus mengikuti dengan prosedur yang berlaku untuk keamanan dan keselamatan. Inilah cara memasuki area tambang  Grasberg yang dalamnya mencapai 1.000 meter dan berdiameter 3,9 km yang berada pada ketinggian 4.285 meter di atas permukaan laut.

Pertama, harus menjalani tes kesehatan. Banyak peserta yang sudah siap tak lolos tes ini sehigga gagal menikmati indahnya alam Papua.

Kedua, wajib menggunakan alat keselamatan yang standar yaitu  helm, sepatu boot, rompi, dan kaos tangan.

Setelah semua perlengkapan dikenakan, kita naik bus ke area penambangan untuk selanjutnya menggunakan kereta gantung yang tingkat kemiringannya hingga 45 derajat. "Seperti naik kereta gantung di pegunungan Alpen di Swiss," kata Senior Vice President Geoservice PT Freeport Indonesia Wahyu Sunyoto.

Menyaksikan proses penambangan biji besi (ore) yang lokasinya berada 3.200 m di atas permukaan laut, tampak pemandangan yang indah mulai dari gunung-gunung, jalan yang terjal hingga air terjun kecil-kecil yang indah. Dari area tambang ini bisa digali  220 ton ore yang bisa menghasilkan 1 juta ons emas dan 2 juta ton tembaga. Sebanyak 60% hasil tambangnya langsung diekspor dalam bentuk mentah, sisanya 40% diproses di smelter Gresik.

Freeport mengklaim sebagai industri tambang tembaga dan emas terbesar di dunia. Hasil tambang dari Papua diekspor dalam bentuk mentah ke Tiongkok, Jepang, Filipina, India, dan Spanyol.

Wahyu Sunyoto menjelaskan bahwa emas sebenarnya bukan komoditas utama dari Freeport di Papua. “Dari material yang ditambang, yang terbesar adalah tembaga, disusul emas dan perak.

Udara di sini sangat dingin. Ketika saya mengunjunginya pada Jumat (14/11/2014), suhunya mencapai 6 derajat Celcius.

Seusai menyaksikan proses produksi penambangan yang dijaga ketat oleh polisi bersenjata, saya kembali ke tengah kota  Timika. Freeport menyiapkan bus antipeluru untuk menjaga keselamatan pengunjung dari ancaman kelompok kriminal bersenjata.

Dari Bandara Mozes Kilangin, saya naik helikopter milik Airfast Indonesia yang dipiloti oleh bule dan dua copilot yang juga bule. Hanya butuh waktu 15 menit menuju Grasberg. Jika naik bus, paling tidak butuh 2 jam untuk sampai lokasi. Itu pun harus dengan bus antipeluru.. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lahyanto Nadie
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper