Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia merilis survei harga properti residensial (SHPR) yang menunjukkan perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer.
Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs mengatakan perlambatan tersebut tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) senilai sebesar 1,46% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,69% (q-t-q).
"Perlambatan kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah, khususnya rumah tipe kecil," tulisnya dalam keterangan resmi, Rabu (12/11/2014).
Sementara itu, hasil survei memproyeksikan harga properti residensial pada kuartal IV/2014 akan tumbuh 0,63% (q-t-q), melambat dibandingkan pertumbuhan dari kuartal sebelumnya.
Hasil survei menunjukkan bahwa volume penjualan properti residensial pada kuartal III/2014 tumbuh sebesar 33,69%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 36,65% (q-t-q).
Perkembangan sektor properti residensial tersebut sejalan dengan proses penyesuaian perekonomian yang masih berlangsung secara terkendali ke arah yang lebih seimbang dan berkesinambungan.
Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang (63,73%) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya.
Peter menuturkan sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan. Sebanyak 76,07% responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel