Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi tahunan Indonesia pada Desember 2014 diperkirakan mencapai 8,7% apabila pemerintah jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) ke Rp9.500/liter pada minggu ketiga November 2014.
Hasil riset Henan Putihrai (HP) Analytics memprediksi inflasi tahunan jika tidak ada penaikan harga BBM hanya 4,9% pada November 2014, dan 5% pada Desember 2014.
Namun, jika harga bbm jadi dinaikkan maka pada November tahun ini inflasi mencapai 8,6%, dana pada Desember 8,7%.
“Inflasi tahunan mencapai 4,83% yoy di bulan Oktober dan kami melihat kecenderungan untuk meningkat di akhir tahun, terutama karena realisasi pencabutan subsidi BBM yang akan dilaksanakanpada bulan November 2014,” demikian keterangan riset yang diterima Bisnis, Senin (10/11/2014).
Inflasi bulanan Oktober 2014 mencapai 0,47% , meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,27%, terutama didorong oleh kenaikan inflasi kelompok administered prices dan volatile food.
Meningkatnya tekanan inflasi administered prices didorong oleh kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) serta dampak lanjutan dari kenaikan harga LPG 12 kg pada bulan sebelumnya yang menyebabkan kenaikan yang cukup besar pada harga LPG 3 kg di beberapa daerah.