Bisnis.com, JAKARTA -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia memperkirakan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil tidak akan mencapai target awal 31 juta ton.
Hal itu terjadi karena pengaruh siklus el nino yang terjadi pada Agustus - Oktober tahun ini.
Ketua Bidang Otonomi Daerah GAPKI Susanto mengatakan kekeringan akibat el nino menyebabkan kematangan buah kelapa sawit melambat sehingga produksi CPO ditaksir tak akan melebihi 29 juta ton di akhir tahun.
"Selama el nino 3 bulan menghambat kematangan buah, sehingga dalam jangka pendek buah yang seharusnya dipanen matangnya terlambat, sehingga produksi tidak akan naik," katanya, Kamis, (6/11/2014).
Susanto mengatakan seharusnya pada November-Desember menjadi bulan puncak panen buah kelapa sawit, namun tanda-tanda kenaikan produksi pada awal bulan November ini belum terlihat.
Dia mengatakan komposisi produksi CPO selama ini mencapai 45% pada semester I dan 55% semester II.
Adapun, periode Oktober-Desember seharusnya menyumbang 60% total produksi semester II.
"Ini masih datar saja. Sepertinya posisi (Oktober-Desember) akan merata (dengan Agustus-September) akibat el nino ini," katanya.
Dia mengatakan dalam jangka panjang, dampak el nino ini akan dirasakan pada 12-18 bulan ke depan.
Meski demikian total produksi masih lebih baik dari pencapaian produksi CPO nasional tahun lalu.
Kementerian Pertanian mencatat produksi hanya 27,74 juta ton saja tahun lalu.
Susanto memprediksi produksi CPO pada dua bulan tersisa ditargetkan hanya berkisar 2,3 juta-2,5 juta ton per bulannya.
“Sampai November enggak akan naik banyak, prediksi akan sama rata sampai Desember, lalu Januari nanti turun lagi,” katanya.
