Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menganggarkan dana rehabilitasi perkebunan Kakao Rp1,2 triliun dalam tiga tahun ke depan agar dapat menjadi produsen komoditas Kakao terbesar di dunia.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat berdialog dengan petani Kakao di Saletto Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat Kamis (6/11/2014). Program itu akan dimulai pada tahun 2015 mendatang.
“Tiga sampai empat tahun ini kebutuhannya Rp1,2 triliun. Peremajaan dan rehabilitasi [kebun], dimulai tahun depan ini,” kata Presiden Jokowi dikutip dari website setkab.go.id.
Kunjungan Presiden di perkebunan Gerakan Nasional (Gernas) Kakao dusun Limbongbassi, desa Saletto, Kecamatan Simboro itu merupakan rangkaian acara hari kedua kunjungan Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo ke Sulsel, Sulbar, dan Sultra.
Sebelumnya, pada Kamis (6/11) pagi, Presiden Jokowi dan rombongan telah pengelolaan air irigasi di Desa Beru-beru, Kecamatan Kaluku, Kabupaten Mamuju. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menjanjikan dalam dua tahun mendatang masalah jaringan irigasi di desa tersebut akan selesai.
Sertifikan Perkebunan
Saat berdialog dengan para petani kakao di Saletto, Presiden Jokowi juga meminta agar Menteri Agraria dan Tata Ruang segera membenahi sertifikasi perkebunan rakyat tersebut.
Presiden juga akan memanggil kalangan perbankan agar ikut serta dalam pembiayaan kredit bagi perkebunan Kakao.
Presiden berjanji akan mendorong industri kakao berinvestasi di pusat-pusat produksi agar memberikan nilai tambah. Dia menargetkan, dalam tiga tahun ini, Indonesia dapat menjadi produsen Kakao terbesar.
“Kita harapakan dalam tiga tahun bisa nomer satu di atas Pantai Gading dan Ghana. Petani juga harus kerja keras,” kata Presiden.
Dalam kunjungan di Saletto itu, Presiden Jokowi juga memberikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) secara simbolik kepada sejumlah warga.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana dalam kunjungan kali ini yaitu Mensesneg Pratikno, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, dan Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh.