Bisnis.com, SEMARANG - Angka ramalan (Anram) II yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng mencatat terjadinya penurunan produktivitas padi hingga 6,84% dibandingkan dengan angka tetap (Atap) 2013.
"Atap 2013 mencatat produktivitas padi di Jawa Tengah mencapai 10,34 juta ton tetapi pada anram tahun ini turun sebesar 707.850 ton menjadi 9,64 juta ton," ujar Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jawa Tengah Totok Tavirijanto di Semarang, Senin (3/11/2014).
Menurutnya, penurunan produktivitas tersebut merupakan akibat dari gagal panen di tahun ini. Gagal panen tersebut juga berdampak pada kondisi tanah yang tidak bisa langsung ditanami kembali oleh tanaman yang sama.
"Sebetulnya gagal panen tahun ini merupakan dampak dari banjir yang terjadi di hampir seluruh daerah di Jawa Tengah bagian utara pada awal tahun ini," jelasnya.
Akibat dari banjir tersebut, luas lahan yang layak ditanami padi menjadi berkurang karena terlalu banyaknya lahan yang masih lembab.
Untuk luas lahan atau panen sendiri mengalami penurunan cukup signifikan yaitu sebesar 2,76% atau setara dengan 50.910 hektare.
Jika pada 2013 luas panen mencapai 1,84 juta hektare untuk tahun ini turun menjadi 1,79 juta hektare. Oleh karena itu, perkiraan kami untuk angka produktivitas 2014 sebesar 53,70 kw/ha atau lebih rendah 2,35 kw/ha dibanding tahun lalu yang angka produktivitasnya 56,06 kw/ha, jelasnya.
Selain itu, dampak dari terjadinya banjir juga mempercepat perkembangbiakan hama wereng sehingga mengganggu produktivitas tanaman padi.
Sementara itu, mengenai terjadinya kemarau panjang kali ini Totok berharap tidak membawa dampak besar terhadap tingkat produktivitas padi.
"Sebetulnya kalau tanaman padi itu justru hanya butuh sedikit air tetapi tetap dengan cuaca panas yang sesuai. Kalau terlalu panas sehingga berujung pada kekeringan maka dampaknya juga tidak baik bagi tanaman padi," jelasnya.
Meski demikian pihaknya mengaku masih mengkaji apakah musim kemarau panjang tahun ini berdampak besar terhadap kuantitas panen padi di Jawa Tengah.