Bisnis.com, JAKARTA-- Akira Miyawaki berjalan pelan. Tubuhnya sudah mulai membungkuk. Suaranya agak parau. Tapi soal menanam pohon, semangatnya masih menggebu-gebu. Coba saja bawa dia ke sebuah lahan gersang, dengan ngomel-ngomel dia akan meminta beberapa batang pohon untuk ditanam.
Saya masih ingat betul ketika Akira Miyawaki datang ke Indonesia, tepatnya ke kawasan hutan tanam industri (HTI) Perawang, Riau pekan lalu. Matanya tak pernah berhenti memandang sekeliling. Ketika sama-sama menggunakan sebuah bis, sesekali Akira meminta sopir berhenti melihat lahan HTI yang sudah gersang. Dia, seorang yang dijuluki Bapak Penanam Pohon Dunia itu ingin melihat lebih dekat lahan yang ada.
Lahan HTI di Perawang, Riau merupakan milik PT Arara Abadi, sebuah perusahaan pemasok kayu untuk diolah sebagai bubur kertas dan kertas oleh PT Kiat Indah Pulp & Paper Tbk., kedua perusahaan ini adalah anak usaha milik Sinar Mas, salah satu perusahaan terbesar di Indonesia.
Akira menerawang jauh ke sepanjang lahan yang beratus-ratus hektar itu. Terkadang dia meminta anak buahnya untuk mengabadikan gambar yang menarik sejauh matanya memandang. Dengan sigap, anak buahnya yang ikut rombongan menjepret dan merekam lahan sekitar.
Perjalanan dari Pekanbaru, tempat Akira dan kami menginap ke Perawang kurang lebih memakan waktu 1,5 jam. Bagi saya, ini baru kali pertama menerbos kawasan hutan luas. Sisi kiri dan kanan dipenuhi oleh berbagai tanaman hutan.
Saya melihat beberapa area mengering. Lahan yang sudah ditebang dan tengah diratakan oleh mesin alat berat. Lahan itu butuh beberapa tahun lagi untuk ditanami pohon hingga tinggi menjulang. Beberapa pohon yang terdapat di HTI Perawang antara lain Kruing, Meranti, Trenggayun, Raman dan banyak lagi.
Kedatangan Akira ke Perawang saya kira memiliki misi mulia. Ia cukup gerah dengan fenomena banyaknya penanaman hutan oleh para oknum individu dan industri. Profesor kehormatan dari Yokohama National University itu ingin mengajak masyarakat dan para konglomerat di dunia, khususnya di Indonesia untuk memelihara hutan. Sebab, bagi Akira persoalan menjaga kelestarian hutan adalah persoalan jangka panjang.
"Kita harus menyeimbangkan antara persoalan bisnis dan memelihara lingkungan hidup. Menjaga kelestarian alam bukan saja hanya bagi kita, tetapi bermanfaat bagi anak dan cucu kita mendatang," paparnya.
Mengunjungi Indonesia, bukan hal baru bagi Akira. Pada 1966 ia pernah menyempatkan berkunjung ke kawasan hutan di Sumatra ketika melakukan sebuah penelitian. Dia sadar betul ketika peristiwa tsunami terjadi meluluh lantakkan Jepang saat itu. Tapi ia beruntung tengah berada di Indonesia.
Peristiwa itulah yang menjadi salah satu pemacu semangatnya untuk memelihara kelestarian hutan. Salah satu yang sejak lama digalakkannya adalah menanam pohon. Dengan menanam pohon, katanya, alam setidaknya bisa terjaga dari berbagai bencana.
Akira yang sudah berusia 86 tahun itu hingga saat ini tak pernah lelah menanam pohon. Dari satu negera ke negara lainnya dia terus mengampanyekan penanaman pohon. Hingga saat ini, lebih dari 1.700 area lahan di dunia dan sudah lebih dari 40 juta batang pohon yang dia tanam dengan seluruh masyarakat dan aktivis lingkungan dunia.
"Saya salut, di usianya yang sudah 86 tahun dia masih tetap semangat keluar masuk hutan untuk menanam pohon. Saya saja yang lahir pada 1968 sudah kerepotan begini," kata Hasanudin T, Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. "Tapi pesan moril dan spiritnya harus kita ambil."
Kedatangan Akira ke Indonesia ini disambut baik oleh Asia Pulp & Paper Group, salah satu produsen kertas terbesar di dunia. Spirit yang disampaikan Akira akan menjadi pelajaran besar bagi industri dan masyarakat. Maka tak salah apabila Akira mengumpulkan sejumlah industri dan masyarakat sekitar untuk memulai menanam pohon dengan benar.
Pada kesempatan itu, dia mengajarkan bagaimana menanam pohon yang baik. Menurutnya banyak kesalahan selama ini ketika seseorang menanam pohon. Padahal, katanya, menanam pohon itu sangat sederhana. "Tidak perlu terlalu dalam. Jangan pernah diinjak-injak tanahnya untuk jadi lebih kuat, nanti oksigennya tidak masuk," paparnya.
Tan Ui San, Direktur APP Jepang mengatakan pihaknya menyambut baik kedatangan Akira Miyawaki ke Indonesia yang telah memberi pelajaran penting bagi kalangan industri dan masyarakat sekitar.
Pihaknya telah berkomitmen untuk melakukan restorasi sekitar 1 juta hektare untuk kawasan hutan tanam industri khususnya di Indonesia sebagai wujud penyelamatan lingkungan hidup.
Ada beberapa hal yang bisa ditindaklanjuti oleh kami, baik terkait pola cara penanaman pohon atau kebutuhan sumber daya manusia seperti Akira yang kami perlukan, paparnya.
Pihaknya mengklaim penanaman pohon di Indonesia selama ini telah menciptakan lahan kerja khususnya bagi masyarakat lokal setempat lebih dari 250.000 lapangan pekerjaan.
Pada April lalu, APP mengumumkan komitmennya untuk mendukung gerakan restorasi 1 juta hektar hutan di Indonesia yang diluncurkan bersama sejumlah LSM dari WWF, Greenpeace dan lembaga lainnya.
Berdasarkan catatan Greenpeace, perlindungan hutan di Indonesia membutuhkan komitmen bersama bukan hanya sebagian kecil perusahaan untuk menjaga lingkungan. Perlu ada tindak lanjut yang serius menyelamatkan hutan Indonesia.
Laporan Greenpeace mengingatkan tantangan untuk merestorasi hutan yang dilakukan APP ke depan tidak bisa diremehkan begitu saja karena butuh kesiapan semua pihak salah satunya dari pemangku kebijakan yang perlu mereformasi peraturan.
Greenpeace juga mencatat, sektor pulp di Indonesia didominasi oleh dua kelompok bisnis yakni APP dan Raja Garuda Emas (RGE), termasuk di dalamnya APRIL dan Toba Pulp Lestari). Komitmen keberlanjutan APP itu harus didukung dengan komitmen semua elemen yang serius, kata laporan itu..
Direktur APP Indonesia Suhendra Wiriadinata mengatakan pihaknya sejak 2012 telah mengeluarkan roadmap keberlanjutan penanaman pohon sebagai komitmen pemeliharaan lingkungan.
Hal tersebut, katanya, sejalan dengan arah tujuan Akira Miyawaki yang seluruh hidupnya mengabdi pada penanaman pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Apa yang dilakukan Akira Miyawaki menjadi manfaat dan kami akan terus mengembangkan program penanaman pohon yang telah menjadi komitmen bersama, paparnya.