Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo memutuskan untuk merombak beberapa formasi kementerian dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019.
Salah satu yang turut mengalami penyesuaian adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat yang digabung menjadi satu lembaga.
Menanggapi keputusan Presiden, Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat (PERA) Basuki Hadimuljono mengaku tidak akan mempengaruhi kinerja pemerintah baik dalam sektor infrastruktur maupun perumahan rakyat.
"Tidak ada masalah, karena dulu Kemenpera juga pernah bergabung dengan Kemenpu," kata Basuki ketika dijumpai seusai menghadiri acara serah terima jabatan (Sertijab) di Gedung Kementerian PU, Jakarta, Senin (27/10/2014).
Dia mengaku optimistis kedua kementerian itu bisa segera beradaptasi dan bekerja bersama-sama. Apalagi, program perumahan rakyat dari Kemenpera juga dinilai tidak berbeda jauh dengan program Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU dalam menciptakan permukiman layak bagi masyarakat.
Meskipun demikian, dia mengaku pihaknya baru akan menggelar rapat pimpinan (rapim) dengan para pejabat eselon satu baik yang berasal dari Kementerian PU maupun dari Kemenpera untuk membahas program-program kerja pasca adanya penggabungan.
"Ada kemungkinan nantinya akan diciptakan Direktorat Perumahan Rakyat atau bisa saja disatukan dengan Ditjen Cipta Karya. Kita lihat saja nanti bagaimana hasil Rapim," ujarnya.
Sosok Basuki sendiri di Kementerian PU sudah cukup dikenal, karena memiliki pengalaman cukup panjang.
Ia sudah lebih dari 31 tahun menjadi PNS di kementerian tersebut dan pernah menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) (2005-2007), serta pernah menjadi Inspektur Jenderal (2007-2013).
Jabatan terakhirnya sebelum diangkat menjadi Menteri PU dan PERA ialah Direktur Jenderal Penataan Ruang (2013-2014).
Basuki meraih gelar sarjana (S1) Teknik Geologi dari Universitas Gadjah Mada, Magister (S2) dan Doktor (S3) Teknik Sipil dari Colorado State University, Amerika Serikat.
Dalam perjalanannya, Basuki pernah mengemban tugas khusus nasional, yaitu Ketua Kelompok Kerja SDA Rehabilitasi Pasca Tsunami Aceh (2004-2005), Ketua Tim Independen Penanggulangan Kerusakan Jalan Tol Purbaleunyi (2006), Anggota Tim Nasional Penanggulangan Kerawanan Pangan Yahukimo Papua (2006), dan Ketua Tim Nasional Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (2006-2007).