Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan memperkirakan sentra-sentra produksi garam dalam negeri tidak akan menghasilkan garam sesuai target awal 2,5 juta ton pada tahun ini.
Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Kementerian Kelautan dan Perikanan Riyanto Basuki mengatakan pelemahan el nino dan musim hujan yang datang lebih cepat menjadi penyebab produksi garam tak akan melebihi target sampai akhir tahun.
“Ramalan awal BMKG itu kan kemarau akan panjang, ternyata musim hujan akan datang lebih cepat pada November. Kami prediksikan tidak akan sampai,” katanya seperti dikutip Bisnis, (21/10).
Riyanto menjelaskan sampai September 2014, produksi garam yang berasal dari Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dari 9 sentra garam mencapai 620.169 ton, atau masih jauh dari target yang dicanangkan.
Namun, dia mengatakan angka tersebut belum termasuk hasil produksi dari senta Indramayu yang belum menyelesaikan laporan produksi garam bulan lalu secara keseluruhan.
Riyanto juga mengatakan bahwa sekarang sedang memasuki masa panen garam, sehingga jumlah dipastikan ini akan bertambah.
“Sekarang masuk lagi musim panen, dan data sementara di bulan oktober ada penambahan lagi 278.000 ton garam dari berbagai sentra,” jelasnya.
Selain itu, Riyanto mengatakan jumlah tersebut belum ditambah dengan laporan produksi PT garam yang pada tahun lalu berkontribusi menyumbang 200.000 ton garam nasional.
Meski demikian, Riyanto mengatakan sulit untuk mencapai 2,5 juta ton garam dalam sisa waktu dua bulan berkaca dari hasil sentra yang belum maksimal.
"Mungkin akan sampai 2 (juta ton), tapi rasanya tidak mungkin 2,5 (juta ton) tercapai tahun ini," katanya.
Menurutnya, implementasi swasembada garam yang diharapkan menghapus ketergantungan garam industri sebesar 1,5 juta ton juga masih sulit.
Dia mengatakan prioritas kedepan untuk menggenjot garam ialah fokus pada peningkatan kapasitas sentra produksi dengan berbagai cara.
“Yang pertama tentu menggalakkan korporatisasi lahan garam agar efisien, dan faktor cuaca yang diharapkan selalu normal, karena ini merupakan faktor utama produksi garam,” katanya.
Selain itu, Riyanto mengatakan revitalisasi lahan yang tidak produktif perlu diintensifkan untuk menggenjot produksi dan produktivitas garam agar tahun depan produksi dapat mencapai 2,5 juta ton.