Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembibitan Ayam Masih Dikuasai PMA

Persatuan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) mengungkapkan usaha pembibitan ayam grand parent stock (GPS) yang ada di Indonesia saat ini lebih dari setengahnya sudah dikuasai oleh penanam modal asing (PMA).
Peternakan ayam broiler/Bisnis.com
Peternakan ayam broiler/Bisnis.com

Bisnis.com,  BANDUNG--Persatuan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) mengungkapkan usaha pembibitan ayam grand parent stock (GPS) yang ada di Indonesia saat ini lebih dari setengahnya sudah dikuasai oleh penanam modal asing (PMA).

Ketua PPUI Aswin Pulungan mengungkapkan pembibitan GPS harus didapatkan dengan cara impor dan syarat pemeliharaan yang tinggi seperti higienitas dan lain sebagainya.

"Hal tersebut membutuhkan modal yang besar, sehingga sangat kecil kesempatannya untuk dilakukan oleh peternak lokal seperti pemilik modal dalam negeri," ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/10/2014).

Menurutnya, selama ini peternak lokal untuk GPS selama ini masih ada di Surabaya dengan jumlah yang sangat kecil dan juga harus bersaing ketat dengan pengusaha asing.

Aswin mengungkapkan secara keseluruhan, jumlah perputaran uang dalam industri perunggasan di Indonesia sudah mencapai Rp300 triliun per tahun yang mana 75%-85% dikuasai oleh pemilik modal asing.

"Persaingannya sudah sangat ketat, peternak lokal dari pemilik modal dalam negeri ini juga hanya tinggal menghitung hari."

Ketua Persatuan Pedagang Ayam Nasional (PPAN) Jabar Herry Darmawan menilai sebaiknya industri perunggasan nasional tidak terjebak persoalan kepemilikan PMA atau PMDN.

"Yang lebih penting bagaimana semua pihak yang terlibat dalam bisnis ayam seperti breeding farm, pabrik pakan, peternak, dan pedagang ayam untung," katanya.

 Persoalannya selama ini, katanya, ketika breeding farm untung maka pihak lainnya pasti mengalami kerugian. "Untuk itu, perlu ada upaya intervensi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini," katanya.

Dia mengakui selama ini belum mampu mengembangkan GPD sendiri. "Kalaupun bisnis tersebut diserahkan pada pelaku lokal belum tentu mereka akan mampu mengelolanya. Di sisi lain, bibitnya sendiri di Indonesia memang tidak ada."

 Untuk itu, jauh lebih penting untuk dipersoalkan saat ini adalah bagaimana mendorong keberpihakan pelaku GPS yang notabene adalah PMA agar mereka memiliki komitmen dalam memajukan bisnis di dalam negeri.

Menurutnya, ukuran kepedulian PMA terhadap kemajuan bisnis unggas ini tidak hanya dilihat dari banyaknya populasi, tapi harga yang sesuai dan peternak maupun konsumen tidak dirugikan.

"Karena pada prinsipnya, baik breeding, pabrik, peternak, dan pedagang ingin untung. Persoalannya ketika salah satunya semisal peternak ingin untung mereka tidak akan peduli dengan kesulitan pedagang dalam menjual ketika harga melambung," ujarnya.

Lebih jauh disampaikannya, tata niaga bisnis ayam di Indonesia lebih liberal karena tidak ada pola baku bisnis yang akhirnya menyebabkan harga ayam di pasaran naik turun sesuka hati. Bisnis ayam di Indonesia bisa dilakukan sesuka hati dan tidak terkontrol.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Doddy Firman Nugraha mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan sebaran indukan ayam lokal sentul di Kabupaten Ciamis antara lain Kecamatan Ciamis, Cijeungjing, Panumbangan, Rancah, Sukamantri, dan Cikoneng.

Menurutnya, pewilayahan sumber bibit ditujukan agar terciptanya suatu daerah yang mampu memenuhi ketersediaan sumber bibit ternak secara berkelanjutan, baik kuantitas dan kualitas.

Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit yang mencakup kriteria wilayah sumber bibit, tata cara penetapan wilayah sumber bibit, serta pengelolaan wilayah sumber bibit. 

 "Peraturan Menteri Pertanian tentang pewilayahan sumber bibit juga mengatur pengembangan bibit ternak lokal/asli sesuai potensi daerah masing masing, juga meningkatkan produktivitas ternak lokal/asli tersebut," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper