Bisnis.com, JAKARTA— Pasar kembali bergairah setelah China mencatatkan kenaikan nilai ekspor dan impor pada September 2014, yang menandakan bergeraknya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut dan diharapkan bisa menjadi penopang di tingkat global.
Ekonom Panin Sekuritas Viany Indah Anggryeny mengatakan data yang dirilis pagi ini mengimbangi sentimen negatif yang beredar di pasar, setelah IMF belum lama ini memangkas pertumbuhan ekonomi global tahun 2014 dari 3,4% menjadi 3,3%.
“Data itu menunjukkan China tumbuh ekonominya,” kata Viany saat dihubungi lewat telepon hari ini, Senin (13/10/2014).
Dia mengemukakan memang surplus perdagangan China yang baru dirilis lebih rendah dari ekspektasi, yaitu US$30,9 miliar kenyataannya. Sementara itu diprediksi mencapai US$41,1 miliar.
Namun ekpor ekspor yang mengalami peningkatan di atas ekspektasi, menunjukkan bagusnya permintaan global, termasuk Amerika Serikat.
Nilai impor China yang jauh melebihi ekspektasi, ujarnya, juga menunjujkkan permintaan domestik di negeri Tirai Bambu tersebut menguat.
Bangkitnya ekonomi China tersebut, tambahnya, diharapkan mengimbangi pandangan pasar pada pertumbuhan global, terutama dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa dan Jepang.
Seperti diketahui Ekspor China naik 15,3% dari tahun sebelumnya, menurut data kepabeanan China sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (13/10/2014). Sedangkan angka tengah para analis yang disurvei Bloomberg menyebutkan pertumbuhan hanya 12%.
Impor dilaporkan naik 7%, padahal sebelumnya diproyeksikan terjadi penurunan sebesar 2%.