Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JOKOWI PRESIDEN: Ekonomi Tumbuh 7%, Kerek Industri Nonmigas 8%

Kementrian Perindustrian optimistis tatkala ekonomi mampu tumbuh 7% per tahun maka pertumbuhan industri pengolahan nonmigas akan di level 8%.
Pergerakan pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi
Pergerakan pertumbuhan ekonomi/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Kementrian Perindustrian optimistis tatkala ekonomi mampu tumbuh 7% per tahun maka pertumbuhan industri pengolahan nonmigas akan di level 8%.

Seiring dengan peningkatan pertumbuhan, kontribusi industri terhadap PDB nasional juga semakin banyak. Prognosis Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam lima tahun ke depan porsi industri mencapai 24,9% dalam PDB.

Staf Khusus Menteri Perindustrian Bidang Industri dan Hubungan Antar Lembaga Kemenperin Erna Zetha mengatakan sekarang kontribusi sektor nonmigas di kisaran 20% terhadap pdb. Persentase ini perlu terus digenjot agar RI layak disebut sebagai negara industri tangguh pada 2035.

"Target kami porsi industri nonmigas dalam PDB pada 2035 sedikitnya 30%," katanya kepada Bisnis, Rabu (1/1/2014).

Mengawali Tahun Kuda 2014, Perindustrian mematok pertumbuhan 6%. Hari demi hari berlalu, optimistis menyusut berganti realistis sehingga industri nonmigas ditargetkan tumbuh 5,6% saja.

 Pada tahun depan Kemenperin memproyeksikan industri mampu tumbuh di atas 6% bahkan menyentuh 6,8%. Saat itu industri nonmigas menyumbang PDB sedikitnya 21,2%, sedangkan keseluruhan industri berkontribusi lebih dari 24%.

"Target kontribusi industri ke PDB ini kami target memang tinggi. Melalui RIPIN kami rancang industri prioritas apa saja, mereka itu yang akan digenjot pertumbuhannya," kata Erna.

Industri makanan dan minuman diyakini tetap menjadi salah satu andalan. Partisipan aktif lainnya adalah industri otomotif dan pengolahan karet. Yang pasti, Perindustrian menaruh harapan besar terhadap industri petrokimia.

Melalui larangan ekspor barang mineral mentah serta masuknya investasi petrokimia diharapkan bisa memberikan nilai tambah berkali lipat kepada RI. Pasalnya sektor ini akan melokalisasi proses pengolahan material mentah di dalam negeri.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper