Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ORDNER BATIK: Produksi Bambi akan Libatkan Warga Sekitar Pabrik

Perusahaan yang bergerak di bidang stationary PT Bambi akan melibatkan warga sekitar pabrik di Cibinong dalam proses produksi massal order batik terbarunya.
Ordner /ilustrasi
Ordner /ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan yang bergerak di bidang stationary PT Bambi akan melibatkan warga sekitar pabrik di Cibinong dalam proses produksi massal order batik terbarunya.

Hal ini dilakukan untuk menyiasati proses produksi ordner batik yang masih tradisional buatan tangan sepenuhnya.

Ordner adalah map besar dengan ukuran punggung sekitar 5 cm yang di dalamnya terdapat besi penjepit. Arsip yang akan disimpan di dalam ordner terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan perforator.

“Kami sudah siapkan beberapa cara untuk memenuhi permintaan produksi ordner batik yang full handmade,” ujar General Manager PT Bambi Sulistya Sugiri kepada Bisnis.com seusai peluncuran produk sekaligus perayaan hari jadi Bambi yang ke-57 di Thamrin City, Jumat (26/09/20`14).

Salah satunya dengan konsep inti-plasma, yakni melibatkan warga sekitar pabrik di Cibinong untuk proses produksi ordner batik yang berlangsung selama 2-3 pekan.

Bambi Batik’s Creation adalah rangkaian produk ordner dan binder Bambi yang dibuat eksklusif buatan tangan dan menggunakan kain batik berkualitas tinggi.

Oleh karena itu, harga ordner batik ini terbilang tinggi, Rp98.000 per unit, jauh dari harga ordner yang diproduksi massal menggunakan mesin yang hanya seharga Rp23.000.

Untuk mengembangkan inovasi ordner batik ini, PT Bambi menginvestasikan dana sebesar Rp250 juta. Dana ini rencananya akan dikembalikan melalui target penjualan sebesar 200.000-300.000 per bulan, selama 6 bulan berturut-turut.

Sulistya mengaku akan melakukan berbagai strategi pemasaran untuk mencapai target tersebut. Misalnya, dengan menjual ordner batik tersebut di toko-toko buku dan pusat perbelanjaan premium di seluruh Indonesia.

Estimasi produksi ordner batik untuk dalam negeri ini mencapai 70%, sedangkan sisanya dipersiapkan untuk ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper