Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HOLDING BUMN PERKEBUNAN: Langkah Pertama Konsolidasi Cari Persoalan Utama

PT Perkebunan Nusantara III Persero menyatakan langkah pertama yang akan dilakukan bersama 14 BUMN Perkebunan yang dilebur adalah konsolidasi untuk menetapkan prioritas utama ke depan.
Petani Tebu Rakyat/Antara
Petani Tebu Rakyat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perkebunan Nusantara III Persero menyatakan langkah pertama yang akan dilakukan bersama 14 BUMN Perkebunan yang dilebur adalah konsolidasi untuk menetapkan prioritas utama ke depan.

Direktur Keuangan PTPN III Erwan Pelawi mengatakan selaku induk Holding BUMN perkebunan, perusahaannya tengah mempersiapkan diri untuk membentuk kesatuan yang kuat dengan memperhatikan kenaikan nilai tambah.

“Pertama adalah konsolidasi dulu, persoalan di PTPN ini apa. Prioritas apa yang harus dilakukan sehingga terbentuk efisiensi saat bekerja. Haruslah tercipta nilai tambah dibandingkan PTPN sendiri-sendiri” katanya di Jakarta, (25/9/2014).

Dengan penggabungan tersebut, Erwan mengatakan akan ada penguasaan pasar yang lebih besar sehingga tercipta efisiensi dan bargaining position yang lebih tinggi kepada para pembeli.

Dia mencontohkan, jumlah produksi kelapa sawit yang dapat dicapai PTPN III berkisar 450.000-500.000 ton per tahun. Dengan adanya holding tersebut, dia mengatakan hasil produksi tentu lebih besar lagi.

“Apalagi banyak sekali tanamannya, tidak hanya kelapa sawit tapi juga teh, kopi, karet. Dengan holding ini tentu akan lebih besar lagi,” tuturnya.

Menurut Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun peleburan BUMN Perkebunan memberikan keunggulan karena asset dan sumber daya menjadi lebih besar, sehingga diharapkan dapat mengendalikan pasar komoditas dunia, khususnya kelapa sawit.

Dia membandingkan dengan perkebunan kelapa sawit Malaysia yang juga dilakukan peleburan antara perusahaan Gatri, Golden Globe dan Saint Derby. Dengan menjadi kesatuan, Derom mengatakan Malaysia memliki perkebunan kelapa Sawit yang kuat.

“Luas perkebunan kelapa sawit Malaysia menjadi 600.000 hektar dengan total produksi 8% dari total produksi dunia. Dengan demikian, kita juga bisa punya kemampuan mengendalikan pasar dan memberikan warna terhadap produk baru pada persaingan industri itu,” jelas Derom.

Menurut Ketua Umum Masyarakat Kelapa Sawit Indonesia (Maksi) Darmono peleburan BUMN Perkebunan akan membuat persebaran kebun BUMN yang selama ini tersebar tak beraturan, menjadi lebih terkelola dan terarah.

“Tapi kendalanya tetap di logistic dan manajemen, karena sebelumnya kan tersebar dimana-mana,” katanya.

Darmono menduga aka nada masa transisi yang cukup lama untuk melihat hasil nyata Holding BUMN Perkebunan dengan kenaikan pendapatan yang diharapkan.

“Kalau saya duga ini transisi akan memakan waktu yang lama, ini kan baru saja dibentuk. Akan banyak pembelajaran, mungkin bisa kita ukur dalam 5 tahun kedepan,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper