Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dwelling Time Tanjung Perak Bisa Bertambah 2 Hari

Waktu tunggu kapal (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Perak berpotensi bertambah 2 hari lebih lama akibat tertundanya waktu sandar dan melintas kapal seiring diberlakukan sistem buka tutup Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).
Pelabuhan Tanjung Perak/JIBI
Pelabuhan Tanjung Perak/JIBI

Bisnis.com, SURABAYA -- Waktu tunggu kapal (dwelling time) di Pelabuhan Tanjung Perak berpotensi bertambah 2 hari lebih lama akibat tertundanya waktu sandar dan melintas kapal seiring diberlakukan sistem buka tutup Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS).

Sekretaris Jenderal Indonesia National Shipowner Associatin (INSA) Dwi Agus mengungkapkan bila per penutupan ada penundaan sandar 5 jam dan dilakukan penutupan tujuh hari maka ada potensi dwelling time bertambah 2 hari.

"Itu hitungan kasarnya bisa bertambah  2 hari waktu tunggu kapal, mesti ada sistem terjadwal pasti pasti ada penundaan. Setiap hari terlebih bisa ada 50 kapal," jelasnya, Rabu (24/9/2014).

Seperti diketahui, Alur Pelayaran Barat Surabaya diberlakukan sistem buka tutup saat ada pergerakan kapal maupun latihan kapal militer. Kapal-kapal tersebut bermanuver dalam rangkaian persiapan HUT ke-69 TNI.

Otoritas Pelabuhan menginformasikan penutupan dilakukan Rabu-Kamis (24-25/9) pukul 06.00 WIB-11.00 WIB. Selain itu, Rabu-Sabtu dan Senin (1-4/10 dan 6/10) Tanjung Perak juga akan dilakukan perlakuan serupa.

Agus menambahkan penutupan alur pelayaran hingga pemunduran jadwal sandar bisa meningkatkan biaya pelayaran. Denda akibat keterlambatan kapal bisa US$3.000 per hari.

"Itu hanya kapal, belum lagi biaya sandar, bahan bakar minyak. Tentu untuk bulk biaya akan diteruskan ke konsumen, ini tentu berdampak luas. Kalau petikemas beban kapal," paparnya.

INSA, kata dia, berharap penutupan APBS bisa dilakukan lebih bijak. Setidaknya alur tidak ditutup secara penuh, tetapi mekanisme sandar saja yang diatur agar dampak ekonomi bisa ditekan.

Humas PT Terminal Petikemas Surabaya M Soleh mengungkapkan tidak ada persiapan khusus menyiasati sistem buka-tutup APBS. Secara teknis ada potensi dwelling time meningkat meski belum diprediksi sebarapa banyak.

"Kami kan sistemnya window [terjadwal pasti] jadi mungkin dampaknya tidak terlalu signifikan karena hanya tertunda 5 jam," jelasnya.

Ketua Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) Jawa Timur Bambang Sukadi menguraikan sistem buka tutup tidak akan berdampak terhadap bisnis. Termasuk barang impor makanan maupun pertanian tidak akan terlalu terpengaruh karena pemeriksaan kini lebih cepat.

"Sejumlah pihak tentu sudah antisipasi, kami sendiri tidak banyak terpengaruh," urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper