Bisnis.com, JAKARTA -- Lahan gambut dikenal dengan sifat tanahnya yang asam.
Terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dan terakumulasi pada rawa, lahan semacam ini kita kenal dengan istilah gambut.
Munculnya RPP gambut menjadi salah satu acuan untuk perlindungan dan pengelolaan ekosistem ini.
Namun, belum banyak yang tahu bagaimana memanfaatkan lahan ini dengan baik dan benar. Bahkan, isi RPP tersebut pun dinilai tidak sesuai dengan kajian akademis.
Sekretaris Jenderal Himpunan Ilmu Tanah Indonesia Suwardi mengatakan gambut perlu dilindungi. Namun, lahan ini juga perlu dikelola mengingat potensi ekonominya yang besar.
Gambut dapat dimanfaatkan untuk menanam jenis tanaman tertentu yang dapat tumbuh di pH rendah, misalnya, akasia, sawit, dan karet.
Akasia dikenal sebagai pohon yang dimanfaatkan untuk industri pulp dan kertas. Sementara sawit merupakan penghasil Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan komoditas nomor satu di Indonesia.
Kedua tanaman itu sangat adaptif terhadap tanah yang unsur haranya rendah. Apalagi akasia, dia bisa mengambil nitrogen dari udara, sehingga urea hampir tidak diperlukan, kecuali pada saat awal pertumbuhan.
Begitu sudah tumbuh, dia bisa bikin urea sendiri.
"Karet juga bisa ditanam di mana saja," ujarnya.
Menurut Suwardi, tanaman-tanaman tersebut akan berproduksi dengan baik jika ditanam di lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 3 meter.
Berdasarkan penelitian, produktivitas tertinggi ada di gambut paling dalam karena mudah mengatur air.
Pembakaran hutan yang kerap terjadi di lahan gambut ini merupakan dampak dari asumsi yang salah.
Biasanya, kebakaran hutan yang terjadi dilakukan oleh masyarakat sekitar yang tidak memiliki teknologi untuk mengubah fungsi gambut ini menjadi lahan baru.
Untuk membuka lahan baru, gambut harus terlebih dahulu dilakukan pengapuran agar pH menjadi tinggi. Meski begitu, Suwardi menilai cara ini justru tidak efisien.
"Menurut saya jangan seperti itu. Lebih baik dicari tanaman yang cocok di pH rendah. Jadi lebih murah. Kalau tanahnya begini carilah spesies yang cocok. Jangan dipaksa. Kalau mau menanam itu harus cari lahan yang sesuai," ujarnya.