Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) tengah menyiapkan strategi untuk menggenjot lifting minyak yang naik menjadi 900.000 barel per hari.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko mengatakan target itu bisa terealisasi. "[Target lifting] bukannya enggak make sense. Itu kan penugasan, kita mitigasi apa yang mendukung ke situ," katanya saat ditemui di Gedung DPR-MPR RI, Rabu (17/9/2014).
Widjonarko mengatakan salah satu opsi strategi yang paling memungkinkan adalah dengan memajukan kegiatan lebih cepat.
Dia menambahkan misalnya proyek yang seharusnya dilaksanakan pada kuartal I/2016 bisa dipercepat menjadi kuartal IV/2015. Namun, rencana itu tak mungkin dimulai pada akhir tahun ini. "Itu kan baru kemarin. Ini baru dua hari, ini dikumpulin datanya," ungkapnya.
Dia berharap dengan upaya itu SKK Migas bisa menembukan pasokan minyak mentah lebih banyak. Pasalnya menemukan cadangan baru tidak mudah.
"Kalau enggak menemukan cadangan baru, jangan harap produksi naik karena cadangan existing kita berat," kata Widjonarko.
Dengan pola konsumsi saat ini, cadangan minyak Indonesia diperkirakan akan habis pada rentang 12 tahun depan.
Dalam rapat Badan Anggaran DPR awal pekan ini, pemerintah dan dewan menyepakati kenaikan asumsi lifting minyak dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2015 dari 845.000 barel per hari menjadi 900.000 bph.