Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Pakan Indonesia menilai perunggasan Tanah Air belum mampu menyaingi bisnis perunggasan dengan negara tetangga di Asia Tenggara.
Sekjen GPMT Desianto B Utomo Sekretaris Jenderal GPMT mengatakan perunggasan tanah air nantinya akan bersaing dengan produk serupa dari negara ASEAN dua di antaranya adalah Thailand dan Malaysia yang akan masuk di pasar bersama ASEAN.
Dia mengatakan rendahnya daya saing ini menjadi ancaman utama ketika harus berhadapan dengan produk sejenis. Padahal dalam hal budidaya dan kualitas produk dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih setara.
“Harga pakan dan harga DOC (day old chick/anak ayam umur sehari) lebih tinggi ketimbang dua negara tersebut, sebagai akibat sistem ekonomi negara berbiaya tinggi dalam negeri,” kata Desianto, Kamis kemarin.
Menurutnya, biaya pakan unggas di Indonesia mencapai 10%–20% lebih mahal ketimbang di Malaysia dan di Thailand.
Padahal, lanjutnya, Malaysia juga tidak memiliki bahan baku, hampir semuanya sama harus didatangkan dari luar negeri.
Meski demikian, harga pakan dan DOC lebih mahal, tidak akan bisa bersaing. Tapi, terangnya, dengan terbukanya pasar tunggal regional di ASEAN ini, siap ataupun tidak siap Indonesia harus menghadapinya.
“Hal tersebut tidak hanya dihadapi industri perunggasan secara khusus, tetapi juga industri dalam negeri secara umum akan menghadapi hal yang sama,” paparnya.