Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Likuiditas 2015 Ketat, Bankir Siap Lakukan Ini

Di tengah ketidakpastian global dan ketatnya lilikuiditas, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin lebih memilih berhati-hati dalam ekspansi serta mengerem laju penyaluran fungsi intermediasi.

Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah adanya ketidakpastian global dan ketatnya perebutan likuiditas, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin lebih memilih berhati-hati dalam ekspansi serta mengerem laju penyaluran fungsi intermediasi.

"Tahun depan, kami enggak tahu apa yang akan terjadi, tetapi lebih memilih untuk hati-hati aja, tidak seekspansif tahun sebelumnya," ungkapnya di acara Indonesia Banking Expo (IBEX) 2014, Kamis (28/8/2014).

Budi mengatakan kondisi industri perbankan akan sangat bergantung pada suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Jika BI Rate naik lagi, maka kredit dan pertumbuhan ekonomi akan melambat.

Menurutnya, Indonesia lebih baik mencatatkan pertumbuhan yang melambat tahun depan daripada ekspansif di tengah banyaknya ketidak pastian, guna menjaga keseimbangan.

Senada, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengungkapkan pada tahun ini perlambatan laju kredit sudah terlihat, dan pada tahun depan perbankan harus bisa menahan diri untuk ekspansi.

"Kalau pertumbuhan kredit masih tinggi, maka likuiditas akan semakin ketat," ungkapnya.

Dalam perhelatan, IBEX 2014, Menteri Keuangan Chatib Basri menyatakan bahwa pada 2015, bank kecil dan bank besar masih akan tetap menghadapi persoalan likuiditas, apa lagi mengingat suku bunga acuan Amerika Serika (the Fed Rate) yang diprediksikan bisa naik hingga 100 basis poin.

Merespons hal tersebut, Jahja menilai penyataan yang disampaikan oleh menteri keuangan menjadi pertanda bagi bank agar lebih hati-hati dalam menyusun rencana bisnis bank pada tahun depan. Menurutnya, agar likuiditas tidak ketat maka bank kredit diperlambat.

Namun, jika kalangan perbankan masih ingin tumbuh di atas 20%, maka kemungkinan yang terjadi adalah bank-bank akan berebut mencari DPK. Jika bank-bank berebut mencari DPK, maka bunga deposito akan bergerak lagi.

Jika bunga deposito bergerak naik, bunga kredit pun bakal naik. Jahja menilai, saat bunga kredit mulai naik, maka bank-bank harus menjaga kualitas kredit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper