Bisnis.com, SEMARANG - PT Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tak kurang dari US$ 390 juta atau setara Rp4,6 triliun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.
Head of Corporate Affairs CCAI Wilson T.P. Siahaan mengatakan komitmen investasi CCAI sebesar US$390 juta terus berlanjut sesuai rencana termasuk penambahan lima production line yang akan dilaksanakan sebelum pertengahan 2015.
Menurutnya, selama 22 tahun CCA terus berkomitmen untuk menyediakan investasi yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bisnis CCA di Indonesia.
“Dari dana belajar modal tersebut, CCAI menginvestasikan lebih dari US$10 juta untuk pembangunan pusat distribusi regional atau mega warehouse di Semarang,” paparnya kepada Bisnis.com, Kamis (28/8/2014).
Dia memaparkan dengan adanya pusat distribusi regional itu diharapkan akan meningkatkan pelayanan bagi pelanggan di kota-kota di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta sebagian kota di Jawa Timur.
Menurutnya, peningkatan produksi terjadi untuk seluruh produk CCAI yang diproduksi pada sembilan pabrik di Indonesia. Adapun PT CCAI sendiri memproduksi sekitar 35 jenis minuman ringan, mulai dari soft drink (Coca Cola, Fanta, Sprite), air mineral (Ades), jus (Pulpy), teh (Fresh Tea), buah-susu (Nutri Boost), minuman energi (Isotonik), dan lain-lain.
Wilson menambahkan CCAI bersama Coca-Cola Indonesia terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan menyediakan coolers yang paling sedikit mengkonsumsi energi listrik sehingga tidak membebani pelanggan.
“Lebih dari 250.000 coolers telah tersebar di pasar saat ini. Jumlahnya bisa bertambah seiring dengan banyaknya agen di masing-masing daerah,” tutur dia.
Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz memaparkan industri minuman ringan pada dasarnya tumbuh double digit di Indonesia. Pada tahun ini, kata Kadir, CCAI menyakini market share untuk minuman ringan mencapai 65% dari total produksi sekitar 30 juta boks. Menurutnya, market share di Jawa Tengah berkontribusi 10%-12% dari total penjualan di Indonesia.
“Kami tidak khawatir dengan pesaing. Adanya merek pesaing justru menjadi peluang bagi Coca Cola untuk terus tumbuh baik dari sisi produksi maupun volume penjualan,” terangnya.