Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan bersama pemerintah Pakistan mengimplementasikan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan mengadakan kegiatan “Business Matching” di Auditorium Kemendag, Senin (25/8/2014).
Hadir dalam acara ini Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak dan Duta Besar Pakistan untuk RI Attiya Mahmood.
"Pakistan merupakan partner penting dalam mengembangkan ekonomi Indonesia. Perdagangan Indonesia-Pakistan menunjukkan kecenderungan positif," kata Nus.
Pada periode Januari-Mei 2014, total perdagangan kedua negara mencapai US$829,7 juta atau mengalami kenaikan 28,32% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Transaksi perdagangan tersebut diharapkan dapat terus meningkat seiring kerja sama kedua negara.
"Kita ingin meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Pakistan. Kegiatan ini merupakan langkah konkret implementasi perjanjian perdagangan Preferential Trade Agreement (PTA)," imbuh Nus.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Pakistan, Ditjen PEN melaksanakan Misi Pembelian.
Program ini memudahkan para buyer untuk mendapatkan peluang bisnis dengan bekerja sama dengan pelaku usaha di Indonesia.
"Program ini telah terbukti efektif bagi kedua belah pihak, baik perusahaan lokal maupun internasional, untuk memperluas bisnis mereka," tambahnya.
Sementara itu Attiya Mahmood mengatakan hingga kini hubungan bilateral Indonesia dan Pakistan sangat baik.
“Dengan adanya perjanjian ini maka Pakistan akan memiliki kesempatan meningkatkan ekspor ke Indonesia, termasuk ekspor tekstil. Begitu juga sebaliknya Indonesia,” ungkap Attiya.
Sebanyak 29 anggota Delegasi Pebisnis Chamber of Commerce and Industry (LCCI) dari Pakistan dipertemukan dengan pelaku usaha dari Indonesia dengan fokus produk kulit, buah dan sayuran, solar sel, kimia, sparepart otomotif, obat-obatan, kertas, komputer, laptop, dan masih banyak lagi.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Sulistyawati menambahkan, nilai ekspor Indonesia ke Pakistan pada tahun 2013 mencapai US$1,41 miliar dan hampir seluruhnya merupakan ekspor produk nonmigas, yaitu sebesar 99,97%.
"Pertumbuhan ekspor selama lima tahun terakhir yaitu 24,69%. Sedangkan nilai ekspor periode Januari-Mei 2014 mencapai USD 762,77 juta yang seluruhnya merupakan produk nonmigas," tegasnya.
Neraca perdagangan Indonesia-Pakistan pada tahun 2013 surplus sebesar US$1,24 miliar; dan pada periode Januari-Mei 2014 surplus US$685,79 juta.
Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Pakistan periode Januari-Mei 2014 sebesar US$762,77juta. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 38,9% dibanding periode yang sama 2013.
Produk ekspor nonmigas utama Indonesia ke Pakistan pada triwulan I/2014 ini adalah minyak sawit (HS 1511) sebesar US$471,32 juta dengan pangsa ekspor 61,79% dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Pakistan; batubara (HS 2701) sebesar US$34,34 juta (4,5%); biji-bijian lainnya, seperti almond (HS 0802) sebesar US$40,01 juta (5,25%); benang (HS 5509) US$27,62 juta (3,62%); dan serat staple tiruan (HS 5504) US$22,99 juta (3,01%).