Bisnis.com, JAKARTA – Seruan ‘huuu…’ para wartawan spontan keluar saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik menyebut mereka ikut andil dalam peningkatan kuota konsumsi BBM bersubsidi.
Kejadian itu berlangsung di tengah konferensi pers tentang RAPBN 2015 oleh Menko Perekonomian Chairul Tanjung yang didampingi oleh para menteri di bawah koordinasinya, di kantor Ditjen Pajak, Jumat (15/8/2014) petang.
Wacik kala itu tengah menjawab pertanyaan seorang wartawan mengenai latar belakang rancangan kuota konsumsi BBM 2015 sebanyak 48 juta kiloliter – naik dari tahun ini yang dipatok 46 juta kl -- serta inisiatif pengendalian konsumsi seperti apa yang disiapkan pemerintah saat ini untuk meringankan pemerintahan baru.
Dia mengatakan peningkatan kuota terjadi karena peningkatan angka penjualan kendaraan bermotor dari tahun ke tahun.
“Inilah namanya nikmat membawa sengsara. Maju ekonominya, semua mobil dibeli orang. Wartawannya makin banyak beli mobil, beli motor, maka…”
Belum selesai kalimat Wacik, para jurnalis yang hadir kompak berseru ‘huuu…’. Suasana ruangan pun sedikit riuh. Ada yang protes, “Kami naik angkot, Pak.” Para menteri yang duduk berhadapan dengan barisan wartawan tak mampu menyembunyikan senyum.
Sadar disoraki, Wacik mencoba bertahan. ”Loh, iya, memang betul. Jangan bilang ‘huu’ coba.”
Belum reda keriuhan soal subsidi BBM, menteri dari Partai Demokrat itu membawa isu ‘subsidi listrik’ ke permukaan. Wartawan, katanya, sudah pasti membeli pendingin ruangan sehingga subsidi listrik terus meningkat.
“Jangan bilang enggaklah. Itu namanya tidak mensyukuri. Sepuluh tahun pembangunan, membaik kok,” selorohnya.
Dia menjelaskan pemerintah pada dasarnya hanya ingin menyediakan kebutuhan rakyat yang terus meningkat.