Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI SUSU: Diprediksi Turun hingga Akhir Tahun

Jumlah produksi susu sapi diproyeksikan hingga akhir tahun 2014 mengalami penurunan akibat proses recovery sapi perah masih berlangsung pasca-penjagalan menjadi pedaging pada periode 2011-2013.
Memerah susu sapi/JIBI
Memerah susu sapi/JIBI

Bisnis.com,  BANDUNG—Jumlah produksi susu sapi diproyeksikan hingga akhir tahun 2014 mengalami penurunan akibat proses recovery sapi perah masih berlangsung pasca-penjagalan menjadi pedaging pada periode 2011-2013.

Ketua GKSI Dedi Setiadi menyatakan produksi susu sapi dari seluruh koperasi di Indonesia sekarang ini sekitar 1,4 juta liter /hari, padahal sebelumnya dapat mencapai 1,6 juta liter/hari.

"Sekarang peternak masih fokus terhadap pembibitan sapi perah. Hasilnya baru dirasakan pada tahun 2015,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/8).

Meski demikian, ujarnya, pembibitan sapi perah tersebut masih dilakukan seadanya tanpa ada pemeliharaan khusus oleh peternak. Sehingga dikhawatirkan produktivitas susu yang dihasilkan relatif rendah.

“Kami sudah lama mengeluhkan hal tersebut, karena peternak yang melakukan pembibitan hanya bisa menunggu proses pembibitan tanpa menghasilkan apa-apa,” ungkapnya.

Maka dari itu, pemerintah harus memberikan insentif kepada peternak agar proses pembibitan yang dilakukan menghasilkan sapi perah berkualitas.

Jika bantuan diberikan terhadap peternak, GKSI optimistis mampu menaikkan kembali angka produksi susu pada 2015.

"Memang ada bantuan dari dari pemerintah namun jumlahnya masih sedikit," ujarnya.

GKSI memperkirakan realisasi produksi susu pada 2014 berkisar 1,4 juta ton-1,7 juta ton. Kondisi ini sama dengan produksi susu nasional pada 2013.

Pada semester I/2014 produksi susu nasional baru mencapai kisaran antara 700.000-800.000 ton.

Selain itu, GKSI pun mencatat selama tiga tahun terakhir jumlah sapi perah terus menyusut. Pada tahun 2012 jumlah sapi perah mencapai 425.000 ekor menyusut menjadi 400.000 ekor di tahun 2013. Pada 2014 hanya mencapai 375.000 ekor.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menggenjot pembibitan sapi perah lewat intensifikasi kawin alam (INKA).

INKA merupakan sistem pengawinan sapi yang dilakukan secara alamiah, mendatangkan sapi jantan khusus untuk menghindari sapi proses pengawinan sedarah (inbreeding) akibat minimnya jumlah penjantan.

Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengatakan hal tersebut dilakukan untuk menghindari pemotongan sapi perah betina produktif menjadi pedaging seperti pada tahun 2011-2013.

"Sekitar 80% produksi susu untuk IPS di kawasan ini masih harus diimpor sehingga produktivitas sapi perah perlu diperhatikan lebih mendalam," katanya.

Dody mengungkapkan program tersebut telah digulirkan sejak tahun 2013 dan hasilnya cukup menunjukkan peningkatan pada populasi perah di Jabar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper