Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan pihaknya telah melakukan penanganan untuk mengatasi jembatan Comal yang kembali amblas.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan upaya penanganan yang dilakukan antara lain adalah pembangunan jembatan secara permanen.
"Sudah dibuat permanen untuk pengerjaan tahap awal dikerjakan satu lajur yang disebelah kanan dulu," kata Djoko ketika dijumpai seusai membuka acara Earoph World Congress 2014 di Jakarta, Senin (11/8/2014).
Dia menyebutkan untuk pembangunan permanen pada satu sisi jembatan tersebut ditargetkan bisa rampung pada Oktober 2014. Sementara jembatan masih dalam proses pengerjaan, sambungnya, hanya kendaraan kecil yang bisa melintas, sedangkan untuk Kendaraan berat belum bisa.
Adapun, mengenai jumlah biaya yang disiapkan untuk perbaikan secara permanen. Djoko mengaku pihaknya masih memperhitungkan nilai konstruksinya dan belum dapat menyebutkan total jumlahnya.
"Anggarannya belum tahu berapa, masih kita hitung," ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Bina Marga, Djoko Murjanto mengatakan kerusakan disebabkan karena jembatan itu seringkali dilintasi oleh kendaraan berat yang membawa muatan lebih dari 10 ton.
Dia menjelaskan, pada awalnya pihaknya telah berupaya memperbaiki dan membuat jembatan darurat untuk dilintasi kendaraan kecil, untuk mengantisipasi amblesnya jembatan Comal sehingga dapat dilintasi pengendara selama arus mudik dan arus balik Idulfitri 2014.
Dia mengungkapkan jembatan darurat tersebut hanya disiapkan selama proses perbaikan, sehingga kendaraan kecil dapat tetap melintas dan seharusnya kendaraan berat belum diperbolehkan melintas di jembatan tersebut.
"Aturannya tetap dilanggar, banyak kendaraan berat yang melintas, jadi jembatannya rusak," ucapnya.
Meskipun demikian, Djoko memastikan pihaknya akan mempercepat proses perbaikan permanen, mengingat pentingnya Jembatan Comal sebagai jalur distribusi logistik dan angkutan, sekaligus sebagai penghubung antara Pemalang dengan Pekalongan.
Seperti diketahui, jembatan Comal kembali mengalami kerusakan dan ambles untuk kedua kalinya. Untuk kerusakan kali ini, banyaknya kendaraat berat yang membawa beban melebihi muatan tonase standar 10 ton ditengarai sebagai penyebabnya.