Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tengah menyusun peraturan baru guna menjaga pasokan ayam petelur, sehingga harga komoditas telur dapat bergerak stabil ke depannya.
“Kami lagi bikin. Peraturan menteri perdagangan [Permendag]-nya lagi dibikin untuk memastikan supaya harga stabil untuk stok [ayam petelur]. Kalau untuk [masalah pasokan] ayam [pedaging] sudah beres,” ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Kamis (7/8/2014).
Otoritas perdagangan, menurut Lutfi, telah mengendus adanya ketidakberesan pada peternakan ayam petelur. Hal itu tercermin dari kesenjangan harga tingkat peternak di beberapa wilayah di Jawa.
Menurutnya, harga telur di tingkat peternak untuk wilayah Jawa Timur mencapai Rp14.000 per kilogram. Sementara itu, harga di Jawa Barat dan DKI Jakarta telah menembus Rp17.000 per kilogram.
“Jadi perbedaannya sekitar Rp3.000-Rp4.000 per kg. Ini banyak sekali. Biasanya itu berarti ketahuan ada yang ‘bermain’. Namun, ini bagaimana komunikasinya, sehingga kita kita bisa jaga bersama-sama supaya semuanya bisa mendapat kepastian.”
Sementara masalah ayam petelur masih akan dibereskan, Lutfi mengungkapkan strategi Kemendag untuk menjaga pasokan dan harga ayam pedaging pada semester I/2014 terbilang cukup sukses.
Sekadar catatan, sejak pekan pertama Ramadan, Kemendag telah menerapkan kewajiban pemotongan (cutting) day old chicken (DOC) sejumlah 20% dari total yang dimiliki peternak, agar harga daging ayam pascahari raya tidak terjun bebas.