Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KADI Selidiki Dugaan Dumping BoPET

Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) memulai penyelidikan atas barang impor Biaxially Oriented Polyethylene (BOPET) dengan nomor pos tarif 3920.62.00.00 yang berasal dari China, India, dan Thailand sejak 25 Juli 2014.
KADI/kadi.kemendag.go.id
KADI/kadi.kemendag.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) memulai penyelidikan atas barang impor Biaxially Oriented Polyethylene (BOPET) dengan nomor pos tarif 3920.62.00.00 yang berasal dari China, India, dan Thailand sejak 25 Juli 2014.

Ketua KADI Ernawati menjelaskan penyelidikan dilakukan berkenaan dengan permohonan yang diajukan oleh PT. Argha Karya Prima Industry, Tbk., dan PT. Kolon Ina, yang mewakili industri dalam negeri atas produk BOPET, kepada KADI untuk melakukan penyelidikan atas barang impor dimaksud.

"Setelah meneliti dan menganalisa permohonan tersebut, KADI menemukan adanya indikasi kuat harga dumping atas Barang Impor BOPET yang berasal dari RRT, India, dan Thailand dengan nomor pos tarif 3920.62.00.00 yang mengakibatkan kerugian bagi industri dalam negeri Indonesia yang memproduksi barang sejenis," kata Ernawati, Selasa (5/8/2014).

Dengan demikian, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 76/M-DAG/PER/12/2012 tentang Tata Cara Penyelidikan Dalam Rangka Pengenaan Tindakan Antidumping dan Tindakan Imbalan, KADI memulai penyelidikan Antidumping atas BOPET yang berasal dari RRT, India, dan Thailand dengan nomor pos tarif 3920.62.00.00.

Pangsa impor untuk negara yang dituduh secara kumulatif sebesar 78%. Sedangkan pangsa impor masing-masing negara yang dituduh terhadap total impor sebesar 47% untuk RRT, 7% untuk India, dan 23% untuk Thailand pada periode 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper