Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) turut mendukung ekspor hewan hidup hasil peternakan dari Indonesia, salah satunya berupa kuda dari peternakan di Pamulang.
Dukungan ini merupakan bentuk nyata dari berbagai strategi peningkatan ekspor yang dilakukan melalui diversifikasi produk ekspor dan pasar produk ekspor di beberapa negara yang tergolong prospektif.
Dukungan ini juga merupakan salah satu upaya Pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor nonmigas nasional, seiring dengan turut menyongsong diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) pada akhir 2015.
“Ekspor binatang hidup (kuda) ini menjadi momen penting untuk meningkatkan nilai ekspor produk binatang hidup, sekaligus berkontribusi terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia. Selain itu, hal ini merupakan salah satu upaya dalam melakukan diversifikasi produk ekspor untuk menyongsong MEA,” ujar Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak, pada pelepasan ekspor kuda lokal asli Indonesia oleh Yayasan Pamulang Equestrian Centre di Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Nus menjelaskan bahwa hal penting lainnya dalam menghadapi MEA adalah perubahan cara pandang dalam menyikapi persaingan yang timbul, yaitu dengan melihat persaingan dari luar bukan sebagai ancaman, namun sebagai peluang untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik.
"Ke depan kita harus berusaha lebih giat dalam mengembangkan sektor-sektor baru yang mampu menghasilkan nilai tambah bagi ekspor Indonesia,” imbuhnya.
Kementerian Perdagangan, kata Nus, akan terus mendukung pelaku usaha untuk memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspornya. Melalui acara ini, Kemendag berharap ekspor produk binatang hidup terus meningkat di tahun-tahun mendatang.
Pada tahun ini, Yayasan Pamulang Equestrian Centre mengekspor 12 ekor kuda untuk tahap pertama ke Malaysia. Kuda yang diekspor ini berjenis lokal asli Indonesia (nonsilang/Sandel Sumba) untuk tunggang maupun menarik dokar.
Kuda-kuda tersebut diminta oleh Dewan Bandaraya Kuala Lumpur untuk keperluan rekreasi di Taman Tasik Titiwangsa, Malaysia. Aktivitas ekspor Yayasan Pamulang Equestrian Centre telah berlangsung sejak tahun 1984. Namun, ekspor kuda dan sejenisnya dari Indonesia sempat terhenti sejak 2012.
Oleh karenanya, ekspor kuda kali ini menjadi momen penting dalam mendorong peningkatan ekspor binatang hidup khususnya kuda asli Indonesia. Acara pelepasan ekspor ini turut dihadiri oleh Pimpinan Yayasan Pamulang Equestrian Centre Oetari Soehardjono, Sigit Hendrawan Samsu, Budyatama Boenjamin, serta Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen PEN Ari Satria, dan Direktur Pengembangan Produk Ekspor, Ditjen PEN, Sulistyawati.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada periode 2009-2011, total ekspor Indonesia untuk binatang hidup berupa kuda dan sejenisnya mencapai nilai US$32.900.
Adapun negara-negara tujuan ekspor produk ini pada kurun waktu tersebut adalah Malaysia, Singapura, Saudi Arabia, Timor-Timur, dan Jepang.