Bisnis.com,JAKARTA-- Akademisi Perikanan dan Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Suhana mengatakan pemerintah harus siap mengantisipasi stok udang pascaidulfitri melihat tingginya konsumsi udang oleh masyarakat belakangan ini.
“Tapi jangan sampai mengimpor dari Thailand karena lagi di blacklist Amerika Serikat. Jangan sampai terjadi kasus 2004 ketika Tiongkok terbukti dumping dengan mengekspor ke Indonesia dulu baru mere-ekspor keluar. Nantinya akan menyulitkan kita,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (21/7/2014).
Sebelumnya, Amerika menyatakan produksi udang Thailand terlarang karena ditemukannya mekanisme perbudakan dalam perdagangannya,
“Sekarang jangan sampai Thailand memanfaatkan Indonesia lagi untuk re-ekspor. Terlebih ekspor pasar dunia sekarang cenderung lemah,” jelasnya.
Namun, dia optimistis tidak ada kelangkaan udang pascaidulfitri karena tidak ada gangguan produksi yang terlalu berarti.
“Tidak ada gangguan produksi cenderung tidak akan menyebabkan hasil terganggu. Biasanya kan karena cuaca atau sesuatu yang tidak diperkirakan bisa menggangu,”jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa stok udang menjelang hari raya Idulfitri diprediksi akan aman dengan persediaan 40-50 ton.
Untuk menghindari kelangkaan panen pascaidulfitri, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaraan Hasil Perikanan (P2HP) menyarankan petambak bertahap untuk memulai panen udang pada November.
“Meskipun bagi petambak yang memanen bertahap sebagian masih akan dipanen setelah lebaran.Dengan gambaran seperti ini, kemungkinkan pasokan udang panen dalam negeri akan berkurang. Maka, petambak yang menanam benur pertengahan Agustus, disarankan panen bertahap sampai November,” jelasnya.