Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUS AKAP: Penyesuaian Tarif Harus Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat

Kementerian Perhubungan menyatakan rencana Organisasi Gabungan Angkutan Darat melakukan penyesuain tarif dan jarak bus AKAP harus mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.
Bus AKAP. Kenaikan tarif, daya beli
Bus AKAP. Kenaikan tarif, daya beli

Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perhubungan menyatakan rencana Organisasi Gabungan Angkutan Darat melakukan penyesuain tarif dan jarak bus AKAP harus mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat.

Suroyo Alimoeso, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub menyatakan rencana Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) bukanlah menaikkan tarif, melainkan penyesuaian tarif dengan jarak tempuh bus yang lebih jauh saat melalui jalur selatan.

"Yang jelas pasti akan dihitung dengan jarak tempuh. Paling tidak ada guidance tarif dan jarak. Nanti kan ditaruh di papan tarif," ujarnya, Senin (21/7/2014).

Untuk sementara waktu ini, katanya, pihaknya masih melihat perkembangan lebih lanjut terkait perbaikan Jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah.

Dia menunggu realisasi dari rencana Kementerian Pekerjaan Umum untuk menyelesaikan perbaikan jembatan tersebut pada H-3 lebaran. Sekali pun nanti akan ada penyesuaian antara tarif, imbuhnya, operator harus menyesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat.

 "Jangan semaunya. Masyarakat harus dibantu pada lebaran," ujarnya.

Andriyansyah, Sekjen Organda mengatakan rencana penaikan tarif bus AKAP itu untuk menyesuaikan lonjakan biaya operasional operator akibat pengalihan arus dari jalur utara menuju selatan Jawa.

Menurutnya, selisih jarak akibat pengalihan arus ke selatan mencapai 100 kilometer hingga 130 kilometer. Akibatnya, operator harus menanggung biaya tambahan hingga 10%-15%, bahkan beban biaya itu bisa melonjak hingga 25% jika kondisi lalu lintas jalan macet.

Untuk itu, katanya, operator akan menyesuaikan tarif angkutan untuk mengungrangi beban biaya yang ditanggung operator. "[Beban operasional] naik 10%-15%. Bisa jadi 25% kalau macet," katanya.

 Pengalihan rute dari jalur utara Jawa menuju selatan merupakan  alternatif untuk menghindari Jembatan Comal yang amblas pada Kamis (17/7/2014) malam lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Hilman
Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper