Bisnis.com, JAKARTA- Hingga 2019, PT Pertamina Lubricants, anak usaha PT Pertamina (Persero) siap meningkatkan pasar produk pelumas di luar negeri dengan melakukan akuisisi perusahaan pelumas di tiga negara.
Direktur Utama PT Pertamina Lubricantss Supriyanto Dwi Hutomo mengatakan kapasitas terpasang produk pelumas perusahaan sekitar 550.000 kilo liter (kl). Penjualan pelumas perusahaan tahun ini ditargetkan 500.000 kl, dengan porsi penjualan terserap di pasar domestik sekitar 450.000 kl. Adapun sisanya 50.000 kl diserap pasar ekspor yang kini sudah merambah 25 negara.
Menurutnya, Pertamina Lubricant akan terus fokus berekspansi ke sejumlah negara baru dan melakukan penetrasi lebih dalam ke negara yang sudah menjadi konsumen. “Yang sudah terlihat ini kami akan mengakuisisi perusahaan di Thailand, China dan Afrika. Kami ingin memiliki fasilitas produksi di sana,” kata Supriyanto saat acara buka puasa bersama di Jakarta, Selasa (15/7) malam.
Proses akuisisi perusahaan Thailand sudah memasuki tahap akhir dan diperkirakan pada kuartal III/2014 akan closing. Sayang, pihaknya enggan menyebutkan nilai akuisisi dan nama perusahaan Thailand tersebut. Yang pasti, dengan akuisisi kapasitas pabrik di Thailand ini, perusahaan akan mengambil pasar di Thailand sekitar 10% pada tahun depan.
Perlu diketahui, pasar pelumas di Thailand sekitar 600.000 kl-700.000 kl. “Kapasitas produksi perusahaan Thailand yang akan diakuisisi adalah 120.000 kl,” tambah dia.
Seiring dengan proses akuisisi perusahaan pelumas Thailand, perusahaan juga tengah melakukan penjajakan dengan perusahaan-perusahaan di China. Perusahaan menyediakan anggaran sekitar Rp1 triiliun untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan pelumas di China. Saat ini, sudah ada satu perusahaan yang dalam proses serius. Perusahaan tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 50.000 kl-100.000 kl.
Pertamina berniat tidak hanya akan mengakuisisi satu perusahaan saja. “Ya secukupnya anggaran saja (jumlah perusahaan yang diakuisisi), bisa satu partner besar atau beberapa partner yang kecil-kecil. Secukupnya anggaran saja, kami harap ini sebelum 2018-2019 juga sudah masuk.”
Meski demikian, pihaknya tidak berharap banyak bisa menguasai pasar China. Menurutnya, bisa mengambil pasa China 5% saja sudah bagus. Begitu juga dengan di Afrika, pihaknya menargetkan bisa mengakuisisi dua perusahaan di Afrika, yakni di Afrika Utara dan Afrika Selatan. Diperkirakan, perusahaan bisa mengambil pasar di Afrika maksimal 10% dari toal pasar pelumas di Afrika.
Mengenai nama perusahaan, nilai akuisisi dan kapasitas produksi perusahaan Afrika, pihaknya masih enggan membicarakannya dengan merinci. “Pokoknya, pada 2019 itu kami harap ekspor bisa mencapai 200.000 kl-250.000 kl,” ujarnya.
Adapun untuk pasar domestik, pada 2019 diharapkan bisa menyentuh penjualan hingga 600.000kl dengan melakukan penambahan shift pabrik pelumas di Cilacap. Saat ini kapasitas terpasang pabrik sekitar 550.000 kl dengan dua shift. Dengan demikian, penjualan pertamina pada 2019 di domestik dan ekspor bisa mencapai 800.000 kl-850.000 kl. “600.000 kl di domestik, dan sisanya ekspor. Artinya, 20199 ekspor bisa 30%, bahkan lebih.”
Mengenai target tahun ini, dengan penjualan 500.000 kl per tahun perolehan nilai penjualan bisa mencapai Rp10 triliun. Terdiri dari Rp9 triliun dari pasar domestik dan Rp1 triliun dari pasar ekspor. Target tersebut tumbuh 2% dibandingkan dengan penjualan pelumas tahun lalu.