Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan memilih sejumlah program infrastruktur dan listrik untuk diprioritaskan di dalam program 100 Hari Terakhir Pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Chairul Tanjung menambahkan sejumlah proyek akan dipercepat dalam Program 100 Hari Terakhir.
“Yang pasti terkait proyek-proyek infrastruktur, terkait percepatannya. Masalah sislognas, pelabuhan, bandara, dan sebagainya. Di ESDM misalnya soal listrik, minerba, dan migas. Tiga hal itu pasti,” katanya usai mengikuti rapat kabinet paripurna di Kantor Presiden Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (11/7/2014).
Presiden, ujar Tanjung, telah memberikan arahan. Presiden, lanjutnya, tidak menginginkan banyak program melainkan yang substansial untuk dipercepat pada sisa 100 hari masa jabatannya. Hal itu agar pemerintah yang akan datang tidak terbebani dengan masalah yang kemungkinan tidak selesai pada pemerintahan sekarang.
“Dan tugas saya adalah menyelesaikan pemerintahan ini dengan baik dan menyiapkan fondasi untuk pemerintahan yang akan datang. Jadi in-line dengan instruksi presiden,” katanya.
Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangunsubroto mengatakan pihaknya akan menyiapkan program-program untuk dimasukkan ke dalam Program 100 Hari Terakhir pemerintahan KIB II.
Pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mempercepat pelaksanaan program tersebut sebelum pergantian tampuk kekuasaan ke kabinet baru yang dipimpin oleh presiden terpilih pada 20 Oktober 2014.
Kuntoro mengatakan tidak semua proyek yang telah direncanakan yang akan digenjot dalam Program 100 Hari Terakhir. Pihaknya akan melakukan penyeleksian sesuai dengan arahan Presiden.
“Kami tinggal membuka file lalu memilih mana-mana yang strategis. Pembangkit listrik misalnya. [PLTU] Sumsel 9 mesti beres. Juga kabel listrik Selat Sunda. Semua sudah ada, tinggal kita milih saja supaya tidak kebanyakan,” ujarnya.