Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan bahwa
pihaknya memperkirakan bahwa pada tahun ini Indonesia membutuhkan
realisasi impor beras sebesar 500.000 ton.

Namun, tegasnya, instrumen impor tersebut tidak perlu dieksekusi
sebelum September 2014. "Boleh saja ada pemikiran impor, itu membuat
kita lebih well-prepared. Tapi tidak perlu dieksekusi dulu," ujarnya, Kamis (3/7/2014).

Dia mengungkapkan dari angka tersebut, alokasi untuk beras medium
hanya 300.000 ton dan sisanya adalah beras premium. Sebagian besar
impor beras medium itu, kata Rusman, akan diserap oleh Bulog.

Meskipun demikian, pihaknya tetap kukuh mengupayakan agar kebutuhan
beras badan penyangga tersebut diserap dari hasil panen petani, yang
diklaim telah lebih dari 50% atau sekitar 40 juta GKP pada akhir
semester I/2014.

Rusman mengatakan bahwa parapihak agar menahan diri mengenai importasi
ini karena bisa melukai perasaan dan perjuangan petani. Meskipun
demikian, dia juga mengakui bahwa Bulog diwajibkan memiliki stok 2
juta ton beras pada akhir tahun.

Selain itu, dia mengatakan bahwa terlalu awal untuk menjustifikasi
bahwa beras hasil panen petani tidak bisa mencukupi kebutuhan
nasional. "Kecuali kalau ada peristiwa dahsyat yang langsung
menghabisi hasil produksi kita, minimal sudah ada pembicaraan awal
untuk impor," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Others

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper