Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku usaha dan eksportir mengeluhkan harga ragam jenis udang di pasar internasional yang anjlok 30% pada 2 bulan terakhir semester I/2014.
Padahal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sendiri menargetkan pertumbuhan produksi udang on-farm naik sekitar 11,4% dari 619.000 ton pada 2013 menjadi 690.000 pada tahun ini.
"Bulan Mei-Juni 2014 harga udang dunia turun sekitar 30%," kata Ketua Umum Asosiasi PengusahaPengolahan & Pemasaran Produk Perikanan Indonesia ( AP5I), Thomas Darmawan kepada Bisnis, Senin (30/6/2014).
Thomas menyebutkan, penurunan harga yang signifikan tersebut otomatis membuat peningkatan volume ekspor tidak mengerek nilai eksportasinya.
Berdasarkan data AP5I, harga udang jenis vannamei tail-on di level internasional jatuh hingga US$5,50/pon untuk ukuran 41 ekor/pon dan US$8,15/pon untuk 16 ekor/pon, sementara untuk jenis tail-off hanya mencapai US$8,40/pon untuk ukuran 16 ekor/pon.
Penurunan harga tersebut juga dialami oleh jenis-jenis lain seperti black tiger dan Indonesia white farm.
Di dalam negeri, Thomas menuturkan bahwa harga udang juga anjlok hingga Rp55.000/kg, sementara pada awal tahun harga sempat menembus hingga lebih dari Rp95.000-Rp100.000kg.
Namun, dia mengatakan, kisaran harga masih menguntungkan bagi petambak karena harga pokok produksi (HPP) paling banter hanya Rp35.000/kg.