Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OOCL Targetkan Volume Angkut Peti Kemas Tumbuh 8%

Orient Overseas Container Line menargetkan pertumbuhan volume angkut peti kemas ekspor impor dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta mencapai 7%-8% setiap tahun.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan pelayaran global yang berbasis di Hong Kong-Orient Overseas Container Line (OOCL) menargetkan pertumbuhan volume angkut peti kemas ekspor impor dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, khususnya yang dibongkar muat di TPK Koja dan JICT mencapai 7%-8% setiap tahun.

Dirut PT.OOCL Indonesia, Eric Tjandra mengatakan pada 2013, volume angkut peti kemas atau througput ekspor impor kapal OOCL dari dan ke Priok mencapai 282.000 twenty foot equivalent units (TEUs) dengan rincian di TPK Koja sebanyak 220.000 TEUs dan di Jakarta International Container Terminal (JICT) 62.000 TEUs.

"Mudah-mudahan tahun 2014 ini kita bisa angkut volume peti kemas hingga 300.000 TEUs. Kalau dirata-ratakan kita optimistis bisa tumbuh 7-8% pertahun," ujarnya saat peresmian peluncuran program green port di TPK Koja, hari ini, Kamis (26/6).

Peluncuran program green port itu juga ditandai dengan penanaman sejumlah pohon dilingkungan kerja TPP Koja oleh perwakilan manajemen OOCL dan disaksikan Deputy General Manajer Bidang SDM TPK Koja,Nurjadin Surur.

Eric mengatakan, saat ini OOCL merupakan salah satu pelayaran dengan kontribusi througput peti kemas terbesar di TPK Koja telah mengoperasikan dua kapal peti kemas di pelabuhan Priok, yakni satu kapal yang sandar di TPK Koja berkapasitas 4.500 TEUs untuk melayani ekspor impor dengan rute Jakarta- Cina Selatan-Jepang.

"Layanan ini bersifat direct dan dilayani oleh satu kapal setiap seminggu sekali," ujarnya.

Satu kapal lainnya, kata dia, juga melayani angkutan peti kemas pindah pengapalan atau feeder dengan rute Tanjung Priok-Singapura dengan kapal berkapasitas dibawah 2.000 TEUs. "Layanan feeder ini kami sediakan satu kapal dalam satu minggu sekali,"tuturnya.

Eric mengungkapkan, sepanjang 2014 saja, rata-rata volume angkut peti kemas ekspor impor di kapal OOCL yang melayani Pelabuhan Priok lebih dari 20.000 TEUs/bulan, dengan 64% diantaranya merupakan pengapalan impor.

"Jika melihat data operasional kami di Priok itu, volume angkutan ekspor di kapal OOCL tahun ini naik rata-rata 15% perbulan sedangkan impor naik 3% perbulan,"paparnya.

Dia mengatakan, perusahaan pelayaran internasional mengharapkan agar manajemen Pelindo II terus melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas bongkar muat, termasuk memperdalam alur dan kolam pelabuhan di lingkungan Tanjung Priok.

"Kedalaman kolam dan alur pelabuhan sangat diharapkan agar bisa masuk kapal-kapal besar berkapasitas lebih dari 10.000 TEUs," ujarnya.

DUKUNG GREEN PORT

Eric mengungkapkan, OOCL telah memperbaharui tehnologi kapal yang dioperasikannya sehingga emisi gas buang lebih rendah dan irit bahan bakar.

"Dengan IT yang sudah kami upgrade di atas kapal, kadar karbon dioksida maupun sulfur oksida dari operasional kapal juga lebih sedikit. Semua kapal kami sudah mengarah kesana," tuturnya.

General Manager TPK Koja,Ade Hartono, mengatakan, target pertumbuhan muatan OOCL dinilai cukup wajar dan sangat bergantung pada upaya peraihan market pelayaran tersebut.

Dia mengatakan, terus melakukan program pengembangan dan penambahan fasilitas bongkar muat di TPK Koja. Jika pada 2013 volume bongkar muat peti kemas ekspor impor di TPK Koja mencapai 851.885 TEUs, namun pada 2014 ditargetkan bisa mencapai 881.000 TEUs.

"Jumlah kontainer perkapal-nya sepanjang tahun ini ditargetkan naik rata-rata 3%," ujarnya.

Ade mengungkapkan, hingga kini kegiatan layanan pengapalan di TPK Koja masih didominasi untuk rute Intra Asia yang mencapai 75%. Sedangkan layanan rute Australia mencapai 3%, dan layanan alih kapal atau feeder (Jakarta-Singapura) mencapai 22%.

"Kami juga memiliki layanan andalan bagi customer al; perpanjangan closing time (batas akhir waktu pengapalan) selama tidak mengganggu opersional kapal," ujarnya.

Dia juga mengatakan, TPK Koja bakal terkoneksi dengan gate sistem yang terhubung dengan akses tol langsung Jakarta Outer Ring Road, sebagai bagian komitmen pengembangan terminal peti kemas yang sahamnya saat ini dikuasai Pelindo II (55%) dan Hutchison Port Indonesia (45%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper