Bisnis.com, JAKARTA—Tak ada satu negara pun yang bisa menolak dan menghindari datangnya krisis ekonomi, termasuk negara berkembang yakni Indonesia. Apalagi dengan jarak krisis yang semakin pendek.
Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada 1998 dan 2008, memiliki rentang waktu 10 tahun, akan tetapi kini rentang tersebut semakin singkat. Mantan Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah mengatakan krisis pasti akan terjadi.
Ketika krisis tak bisa dihindari, Burhanuddin mengatakan bahwa Indonesia harus bisa hidup belajar bertahan untuk hidup dalam kondisi krisis.
“Krisis akan datang. Rentang waktu datangnya krisis ekonomi akan semakin pendek,” ungkapnya, Senin (23/6/2014).
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan saat krisis 1998 banyak bank-bank yang koleps, sehingga saat itu yang disalahkan adalah BI, selaku pengawas perbankan. Dan saat itu, BI dinilai gagal untuk mengawasi industri perbankan.
Sehingga munculkan pemikiran untuk memindahkan pengawasan dari BI. “Perpindahan pengawasan perbankan dari BI ke OJK merupakan hukuman politik untuk BI.”
Sigit mengungkapkan tidak menutup kemungkinan, jika krisis muncul dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku pengawas perbankan tidak berhasil menangani krisis, maka fungsi pengawasan perbankan mungkin akan dicabut dari OJK.