Bisnis.com, JAKARTA–Penduduk di Jawa dinilai memiliki perilaku hemat listrik yang rendah dibandingkan di pulau-pulai lain di Indonesia.
Menurut hasil indeks Perilaku Peduli Lingkingan (IPPL) 2012 yang dilakukan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK UGM) yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa perilaku hemat listrik di Jawa hanya tercatat 42,2%. Di sisi lain, penduduk di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bali menempati peringkat perilaku hemat listrik paling tinggi yaitu 81,3%.
PSKK UGM mengadakan survei pada 6.048 rumah tangga di Sumatra, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Meski demikian, lembaga studi kependudukan di Yogyakarta tersebut menyatakan bahwa rumah tangga di Indonesia ternyata dinilai cukup baik dalam menerapkan kampanye hemat listrik.
Dari hasil survei tersebut, PSKK UGM menarik kesimpulan bahwa rumah tangga di Indonesia memilih memasang daya 900 watt untuk memenuhi kebutuhan listrik. Pakar Kependudukan UGM Agus Joko Pitoyo mengatakan besar daya listrik terpasang ini mempengaruhi perilaku kehidupan rumah tangga, terutama konsumsi listrik.
“Daya listrik yang kecil membuat rumah tangga bersikap lebih cermat dalam pemanfaatan agar tidak melibihi kapasitas,” ujarnya dalam rilis yang diterima Bisnis, Kamis (19/6/2014).
Indeks PSKK UGM tersebut juga menyatakan bahwa sebagian besar rumah tangga di Indonesia telah menyadari menggunakan lampu hemat energi dan tidak menyalakan lampu pada siang hari. Lembaga studi tersebut menyimpulkan 7 dari 10 rumah tangga mematikan lampu pada siang hari.