Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SUMALINDO LESTARI (SULI) Terancam Telan Pil Pahit

PT SLJ Global Tbk. terancam mengalami penurunan nilai aset hingga Rp85,6 miliar jika salah satu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) tak juga diperpanjang Kementerian Kehutanan.
Kementerian Kehutanan sedang mempelajari pengelolaan PT Essam Timber /bisnis.com
Kementerian Kehutanan sedang mempelajari pengelolaan PT Essam Timber /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—PT SLJ Global Tbk. terancam mengalami penurunan nilai aset hingga Rp85,6 miliar jika salah satu Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA) tak juga diperpanjang Kementerian Kehutanan.

Wakil Presiden Direktur SLJ Global David mengatakan pihaknya sudah melengkapi segala persyaratan dan proses administrasi yang diinginkan Kementerian Kehutanan. Namun hingga saat ini IUPHHK-HA tak kunjung diteken.

“Saya tidak tahu apa yang menjadi alasan Kementerian Kehutanan tidak juga memberi perpanjangan IUPHHK-HA sejak 2012,” ujarnya dalam paparan publik perseroan di Balai Kartini, Jumat (13/6/2014).

Adapun, meski dari enam IUPHHK-HA, hanya satu yang belum diperpanjang, tetapi karena luas arealnya adalah yang terbesar, maka potensi kerugiannya dirasa bakal tinggi. Area konsensi tersebut dikelola oleh PT Essam Timber dengan luas 355.800 hektare.

“Kalau untuk penurunan nilai aset mencapai Rp85,6 miliar. Namun, hal itu belum termasuk penurunan pendapatan yang mengancam keuangan kami,” jelasnya.

Padahal, saat ini perseroan sedang berjuang untuk memoles kinerjanya setelah menuai rapor buruk pada tahun lalu dengan mengalami total rugi komprehensif mencapai Rp325,58 miliar. David beralasan, rapor merah tahun lalu disebabkan rugi selisih kurs, divestasi, dan pembayaran pesangon karyawan.

Namun, meski belum mendapat kejelasan terkait IUPHHK-HA PT Essam Timber, perseroan tetap optimistis. Saking optimistisnya, SLJ Global berani memasang target produksi 50.000 meter kubik kayu lapis (plywood) pada tahun ini. Padahal, sepanjang tahun lalu perseroan hanya mampu mencetak sekitar 2.700 meter kubik.

“Untuk target jangka pendek, pada kuartal II 2014, kami targetkan perseroan bakal memproduksi 10.000 meter kubik plywood,” bebernya.

Tahun lalu, lanjut David, kami baru memulai produksi pada November. Hal itu menjadi alasan produksi plywood sangat rendah. Saat itu, perseroan sedang berjibaku dengan divestasi untuk membayar utang dan memperbaiki keuangan.

“Namun, semua itu perlahan mampu kami atasi. Kuartal I 2014 kami sudah mulai bangkit dengan memproduksi 6.619 meter kubik plywood,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Kementerian Kehutanan Bambang Hendroyono mengatakan pihaknya masih melakukan evaluasi terhadap pemberian IUPHHK-HA kepada PT Essam Timber, entitas SLJ Global.

“Masih dalam proses evaluasi secara ekonomi atau finansial dan kelayakan pengelolaan. Saya pikir pada tahun ini bisa segera kami selesaikan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (16/6/2014).

Bambang menambahkan Kementerian Kehutanan sedang mempelajari pengelolaan PT Essam Timber agar ada kejelasan hasil selama izin sebelumnya dipegang. Dia merujuk istilah clean and clear terkait kejelasan hasil pengelolaan hutan tersebut selama ini.

“Kalau sudah clean and clear, ya bakal kami beri izin,” tukasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper