Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI OBAT: Phapros Bangun Pabrik Genjot Produksi 6 Miliar Tablet

PT Phapros Tbk (non listed), anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak di sektor farmasi menargetkan peningkatan kapasitas produksi obat tablet hingga 6 miliar tablet, sejalan dengan kehadiran pabrik baru di Semarang yang mulai dibangun akhir tahun ini.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

JAKARTA  - PT Phapros Tbk (non listed), anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang bergerak di sektor farmasi menargetkan peningkatan kapasitas produksi obat tablet hingga 6 miliar tablet, sejalan dengan kehadiran pabrik baru di Semarang yang mulai dibangun akhir tahun ini.

"Saat ini produksi obat dalam bentuk tablet sebanyak 2 miliar tablet per tahun. Kemudian dalam bentuk ampul 200 juta pices per tahun pices. Ada juga sirup 60 juta set per tahun. Nah, pabrik baru nanti kapasitasnya lebih besar. Dominan tetap pada tablet, rencananya bisa memproduksi hingga 4 miliar tablet. Jadi kapasitasnya nanti naik hingga 6 miliar tablet per tahun," papar Direktur Keuangan PT Phapros Tbk, Budi Ruseno pada acara Fun Bike ulang tahun Phapros ke 60 di Semarang, Minggu (15/6), dalam siaran pers yang diterima Bisnis.

Peningkatan kapasitas produksi yang tinggi dari pabrik baru oleh karena Phapros menerapkan sistem teknologi tinggi untuk obat generik yang tinggi pula permintaanya, terutama melayani kebutuhan obat BPJS Kesehatan. Otomatis penerapan mesin berteknologi akan menekan biaya produksi.

"Pabrik baru dominan produksi obat generik. Kita tekan biaya produksi dengan menerapkan sistem kerja mesin yang sudah komputerisasi dengan teknologi baru, sehingga lebih efisien karena man power-nya bisa berkurang hingga 300. Dengan efisensi, harga obat kita lebih kompetitif di pasar karena lebih murah," ujar Budi.

Khusus untuk Antimo, lanjutnya, Phapros akan memproduksi hinggga 5 miliar tablet mulai tahun ini. Produksi obat anti mabuk ini memang sangat akrab dengan masyarakat, dan tak heran sejauh ini Antimo memimpin pasar obat anti mabuk hingga 98%. "Dari total penjualan kita, produk Antimo menyumbang 15% ke total penjualan. Tahun ini target penjualan kita Rp620 miliar," kata Budi.

Untuk mendukung ekspansi pabrik baru tersebut, Phapros mematangkan niat mencari pembiayaan melalui pasar modal dengan mekanisme IPO. Ini sekaligus memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal Phapros lebih dekat, kata Budi.

Adapun dengan rencana melepas saham IPO sebesar 10-20% saham dari total modal disetor, Phapros berharap bisa meraup dana segar dari publik hingga Rp500 miliar. "Saat ini kita telah menunjuk perusahan sekuritas BUMN sebagai penjamin emisi dalam rangka IPO nanti," kata Budi tanpa menyebut sekuritas BUMN yang dimaksud.

Genjot Bioneuron

Mengikuti jejak kesuksesan Antimo, Phapros juga ingin memperkenalkan produk vitamin neurotropiknya yakni Bioneuron. Pasalnya sejauh ini, pasar neurotropik di Indonesia masih cukup besar.

Data survey industri farmasi mencatat pasar neurotropik di Indonesia mencapai Rp400 miliar per tahun, dengan catatan pertumbuhan tahunan sebesar 10%. "Bioneuron ditargetkan bisa mulai mengambil pasar neurotropik 1%, itu sudah bagus," kata Yudi Dwi Harjo, Product manager PT Phapros Tbk.

Budi menambahkan, khusus untuk produk sejenis Bioneuron, pangsa pasar saat ini mencapai Rp200 miliar per tahun. Phapros berencana mengambil bagian pemasaran Bioneuron hingga 10%. "Target penjualan Bioneuron tahun ini kita targetkan Rp20 miliar. Jadi kita bisa kuasai 10% dari total market sejenis yang diperkirakan sebesar Rp200 miliar," jelas Budi.

Yudi lebih lanjut menjelaskan, Bioneuron sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin neurotropik, yaitu vitamin B1, B6, dan B12 yang berguna untuk mengatur metabolisme dalam saraf, khususnya saraf tepi, agar kinerja tubuh tetap maksimal.

Soal kualitas, kata Yudi, sebagai sebuah perusahaan farmasi tertua di Indonesia, pihaknya sangat memperhatikan kualitas. Apalagi Phapros termasuk satu dari lima perusahaan di Indonesia yang pertama kali mendapatkan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik [CPOB] pada 1990. Standar kualitas bertaraf internasional juga terbukti dengan perolehan Sertifikat ISO 9001, Sertifikat ISO 14001, dan Sertifikasi OHSAS 18001.

"Kemasan Bioneuron itu adalah kemasan strip, yang membuat produk ini lebih terlindung dan terjaga kualitasnya," ujar dia.

Dengan kandungan vitamin neurotropik (B kompleks), Bioneuron dapat membantu mengatasi berbagai gejala yang terkait dengan defisiensi vitamin B kompleks, seperti pegal, kram, kesemutan, mati rasa.

Disamping itu, Bioneuron juga berperanan dalam mengubah karbohidrat menjadi glukosa yang pada gilirannya menghasilkan energi pada saat beraktivitas ataupun latihan. "Sehingga tentunya dapat membantu mengatasi lelah, lesu dan tidak akan mudah capek saat melakukan aktifitas maupun berolahraga", jelas Yudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Sarwani
Editor : M. Sarwani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper