Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Daud Hapsari mengaku prihatin dengan minimnya keberpihakan pemerintah terhadap perkebunan dan petani karet Indonesia.
Menurutnya, program penerapan replanting dari pemerintah masih jauh dari harapan para petani karet. Di tataran petani karet, Daud menegaskan petani kesulitan menembus akses ke perbankan.
Akhirnya Petani karet, tambahnya melakukan swadaya bersama untuk mendapatkan sertifikat petani sebagai agunan ke perbankan.
"Sampai hari ini petani tidak punya akses ke perbankan. Bunga bank tidak berpihak kepada petani," kata Daud kepada Bisnis.com, Senin (09/06/2014).
Begitu juga, minat petani karet terhadap replanting menurutnya kecil. Harga jual karet senilai Rp7000 dinilai murah bagi petani yang membuat petani enggan melakukan replanting.
Tak jauh berbeda, lanjutnya, dengan minimnya bantuan bibit karet dan pupuk kepada petani karet. Dari perusahaan karet, kata Daud, diberikan bibit dengan harga subsidi.
"Masing-masing perusahaan memberikan diskon bibit," paparnya.