Bisnis.com, JAKARTA—Perum Bulog siap menggelar operasi pasar ataupun pasar murah untuk mengantisipasi lonjakan harga beras di tingkat pasar menjelang Ramadan hingga Lebaran 2014.
Kepala Bulog Sutarto Ali Moesa mengatakan pasar murah siap dilayani oleh 600 gudang Bulog yang tersebar di seluruh kabupaten di Tanah Air dengan cadangan beras hingga 1,95 juta ton.
“Namun, untuk pelaksanaan operasi pasar, kita masih menunggu keputusan kuasa pengguna anggaran [Kementerian Sosial],” katanya kepada Bisnis, Selasa (3/6/2014).
Secara teknis pelaksanaan OP dan pasar murah tersebut, jelasnya, Bulog akan bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk menyubsidi distribusi.
“Dengan adanya OP dan pasar murah, risiko kenaikan yang biasa terjadi karena dampak psikologis dan ulah spekulan bisa ditekan.”
Adapun terkait besaran OP dan pasar murah, jelasnya, tergantung pada kebutuhan di tingkat kabupaten/kota. “Jadi, nanti bupati dan walikota yang akan menentukan jumlah kebutuhan berasnya,” katanya.
Selain beras, dalam OP dan pasar murah, pemerintah daerah juga bisa menjual gula dan kedelai. “Saat ini, bulog menyediakan komoditas pokok lain. Namun terkait harga, nanti akan diputuskan oleh pemerintah pusat.”
Opsi stabilisasi harga beras itu, jelasnya, hanya satu dari pilihan yang bisa diambil oleh Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat sebagai penentu kebijakan. “Kebijakan lain yang berpotensi diambil adalah penggelontoran 2 bulan jatah raskin saat Ramadan.”
Untuk raskin, paparnya, akan digelontor sebanyak 230.000 ton. Jumlah tersebut sesuai pagu per bulan yang ditetapkan pemerintah. “Pagu tersebut, hanya sekitar 9% dari total kebutuhan beras di Tanah Air per bulan sebanyak 2,7 juta ton.”
Meski sejumlah opsi telah disiapkan, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan opsi OP, pasar murah, dan penggelontoran jatah 2 raskin diterjunkan dalam sebulan akan diambil jika harga beras sudah tidak terkendali.
“Opsi tersebut pernah diambil saat Lebaran 2013. Pada saat itu, ulah spekulan melambungkan harga beras menjelang Ramadhan.”