Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Optimis Penerimaan Bea Cukai RAPBNP-2014 Tercapai

Ditjen Bea dan Cukai optimistis target penerimaan pajak dari bea dan cukai dapat terealisasi, meskipun target penerimaan bea dan cukai dinaikkan Rp2,1 triliun dalam Rancangan APBN-Perubahan 2014.
/Ilustrasi
/Ilustrasi
Bisnis.com, JAKARTA—Ditjen Bea dan Cukai optimistis target penerimaan pajak dari bea dan cukai dapat terealisasi, meskipun target penerimaan bea dan cukai dinaikkan Rp2,1 triliun dalam Rancangan APBN-Perubahan 2014.
 
Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Susiwijono Moegiarso mengatakan Ditjen Bea dan Cukai yakin target penerimaan bea dan cukai dalam APBN 2014 mampu terlampaui, meskipun pertumbuhan ekonomi akan melambat.
 
“Makanya di RAPBN-P 2014, kami ditargetkan meraup target penerimaan hingga Rp172,3 triliun, dengan rincian penerimaan bea masuk sebesar Rp35,2 triliun, penerimaan bea keluar Rp20 triliun dan penerimaan cukai Rp117,2 triliun,” katanya, Selasa (3/6/2014).
 
Meskipun begitu, dia mengakui ada tantangan yang harus dihadapi Ditjen Bea dan Cukai, terutama dalam mengamankan penerimaan bea. Hal itu dikarenakan tinggi rendahnya penerimaan bea didorong pertumbuhan ekonomi, khususnya dari kinerja ekspor impor.
 
Susiwijono menuturkan penerimaan bea dan cukai pada April-Mei di bawah target bulanan. Penerimaan bea keluar misalnya, tercatat hanya 65%-70% dari target April-Mei. Adapun, bea masuk sekitar 90%-95% dan cukai di atas 101%.
 
“Meskipun, dalam lima bulan terakhir ini, capaiannya hanya 90,7% dari target lima bulanan kami. Tetapi, kami optimistis sampai degan akhir tahun bisa melewati target APBN 2014 maupun RAPBN-P 2014,” tuturnya.
 
Menurutnya, penerimaan bea masuk akan melonjak menjelang puasa dan Lebaran. Bahkan, penerimaan bea masuk akan semakin besar seiring melemahnya nilai tukar rupiah, meskipun secara teori, depresiasi seharusnya menurunkan impor.
 
Susiwijono menyebutkan Ditjen Bea dan Cukai tengah menganalisa dampak dari anjloknya harga dan volume dari ekspor minyak sawit (crude palm oil/CPO) terhadap penerimaan bea. Dia juga memprediksi kinerja impor akan tinggi pada Mei-Juli mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper