Bisnis.com, SURAKARTA -- Pemerintah telah merancang sekaligus menawarkan proyek perkeretaapian senilai Rp18 triliun kepada pihak Jepang untuk jalur bandara Soekarno Hatta - Halim Perdanakusuma.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan rute itu siap menggunakan jenis express line atau teknologi Shinkansen dengan tawaran skema kerja sama antara pemerintah yang terbuka dengan pihak swasta.
"Sudah ditenderkan, kami berharap pemerintah Jepang tertarik dengan program public privat partnership [PPP] dan proyek kereta api masih proses studi lanjut," jelasnya usai mengikuti Vice Ministerial Level Meeting, Sabtu (31/5/2014).
Direktur Lalulintas dan Angkutan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan menyatakan kapasitas angkut di Bandara Soekarno Hatta mencapai 62 juta penumpang pada 2013 dan belum ada akses kereta api di dalamnya.
"Kami melihat angkutan yang berpotensi yakni express line dan akan merencanakan pembangunan pada 2015 dan diselesaikan 2017," katanya.
Pada rencana pengoperasian KA di bandara Soekarno Hatta, Kemenhub menyiapkan dua alternatif, KA komuter oleh PT KAI dan express line yang segera dilelangkan.
KA express line akan menghubungkan bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur sampai dengan Soekarno Hatta melalui 5 stasiun, dengan panjang lintasan 34 kilometer, lebar track 35 mm, elektrifikasi dan kecepatan rata-rata 100 km/jam.
Pihaknya meminta dukungan pemerintah baik untuk pembangunan infrastruktur maupun pembebasan tanah. Selain itu, mengenai jaminan oleh pemerintah untuk minimun penumpang per hari.
"Skedul yang direncanakan pada Juli 2014 mulai menyiapkan tahap awal proyek ini."
Ministry of Land, Infrastructure, Tourism of Japan Ryuji Masuno menyambut paparan proyek KA bandara itu dan segera mematangkan pembahasan melalui skema PPP yang ditawarkan.
"Public privat partnership sesuai dengan kebijakan pemerintah Jepang untuk fokus pada proyek kerja sama dengan negara berkembang termasuk Indonesia," ujar Masuno.
Dalam pembahasan level wakil menteri dan jajarannya, pihak Jepang yang membawa 40 perwakilan pihak swasta segera akan merinci sejumlah proyek transportasi termasuk perkeretaapian untuk selanjutnya dibahas untuk kerja sama.