Bisnis.com,JAKARTA- Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia mendorong adanya konektivitas menjelang Asean Economic Community 2015.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menilai pentingnya konektivitas kelembagaan seperti adanya langkah-langkah pengaturan yang lebih fasilitatif yang diperlukan untuk meningkatkan aliran bebas barang di regional ASEAN.
Di antaranya, imbuhnya, fasilitas pedagangan, bea cukai dan logistik seperti percepatan pelaksanaan Persetujuan Kerangka Kerja ASEAN pada Fasilitasi Barang di Transit ( AFAFGIT ), penghapusan kendala pada pergerakan barang melintasi perbatasan seperti deposito obligasi form, pembebasan fisik pemeriksaan pabean untuk barang yang mudah rusak, penerbitan izin angkutan dengan mengadaptasi praktik-praktik yang baik dari proses lintas batas diperkenalkan di Uni Eropa.
"Mendorong pelaksanaan operasi pabean 24x7 di wilayah perbatasan yang telah ditentukan. Dan administrasi yakni menyederhanakan penerbitan dokumentasi perdagangan internasional oleh otoritas yang kompeten seperti surat keterangan asal, dan sertifikat sanitary dan phytosanitary," katanya melalui rilis yang diterima Bisnis, Rabu (28/5/2014).
Selain itu, meninjau non tarif barrier (NTB) dan mengeksplorasi kemungkinan untuk menghapus NTB yang tidak perlu, standarisasi protokol membangun ASEAN single window karena berkaitan dengan keragaman infrastruktur, hukum dan sistem data negara-negara anggota individu.
"Menjajaki kemungkinan pengiriman dengan transportasi darat internasional tanpa melanggar aturan cabotage nasional," ujarnya.
Adapun konektivitas fisik, katanya, adalah meningkatkan sarana dan prasarana di pelabuhan prioritas gateway, bandara, dan titik perbatasan. Perbaikan infrastruktur cold chain dan penanganan kargo efisien tenaga kerja di perbatasan.
Konektivitas antar sumber daya manusia, imbuhnya, dengan meningkatkan konektivitas bisnis dan kemitraan di antara pelaku yang bertanggung jawab, meningkatkan partisipasi sektor bisnis dalam membentuk strategi yang relevan dalam transportasi internasional dan logistik dan mempercepat dukungan untuk pembentukan kurikulum logistik ASEAN pada ASEAN Federation Freight Forwarders Association (AFFA) untuk menutupi kepentingan penyedia layanan logistik dan pengguna.
"Mempercepat MRA dalam Keterampilan Kualifikasi Sistem menuju proses standar dalam pengembangan kapasitas antara AFFA negara-negara anggota," ucapnya.
Sementara itu, dia melanjutkan, terkait dengan keselamatan dan keamanan pihaknya mendorong adanya peraturan yang lebih jelas menyangkut pelaksanaan persyaratan keamanan aircargo, dukungan bagi penyedia jasa dalam pelatihan dan biaya pelaksanaan langkah-langkah keselamatan dan keamanan dan instalasi fisik seperti detektor, scanner, dan CCTV sesuai dengan berbagai aturan keselamatan dan keamanan global dan nasional.
ALFI, sambungnya, juga meminta adanya dukungan yang lebih baik dari pemerintah dalam menciptakan kesadaran dan pendidikan antarstakeholder dalam mematuhi peraturan keselamatan dan keamanan dilaksanakan oleh berbagai peraturan internasional.