Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Panas Bumi Indonesia mengungkapkan tingginya risiko investasi menjadi kendala utama pengembangan panas bumi di Indonesia.
Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Purnomo mengatakan proyek panas bumi memiliki risiko investasi yang tinggi, baik risiko teknis maupun non teknis. Risiko teknis berupa risiko teknologi, risiko konstruksi, risiko lingkungan, risiko operasi dan manajemen, serta kemungkinan tidak ditemukannya sumber energi panas bumi.
“Cadangan yang kecil juga menjadi persoalan,” katanya usai menjadi pembicara dalam acara Diskusi Potensi dan Proses Bisnis Panas Bumi di Indonesia, Senin (19/5/2014).
Dia menjelaskan risiko non teknis berupa perubahan atas pasar dan harga, risiko kepastian hukum dan kebijakan pemerintah, serta risiko pada perubahan nilai tukar dan inflasi.
“Secara umum, kendala terbesar terletak pada pengadaan lokasi untuk lahan eksplorasi. Oleh karena itu, diperlukan suatu peraturan yang dapat mendorong percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.”