Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan IE-CEPA Masih Temui Jalan Buntu

Perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive Partnership Agreement (IE-CEPA) masih menemui jalan buntu meski telah memasuki putaran ke-9 di Surabaya pekan ini.
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak. Perundingan IE-CEPA menemui jalan buntu/Bisnis
Kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak. Perundingan IE-CEPA menemui jalan buntu/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-- Perundingan Indonesia-EFTA Comprehensive Partnership Agreement (IE-CEPA) masih menemui jalan buntu meski telah memasuki putaran ke-9 di Surabaya pekan ini.

 Hingga putaran ke-8 pada 9-12 Oktober 2013 di Alesund, Norwegia, terdapat satu isu utama yang belum mendapatkan titik temu, yaitu belum adanya keseimbangan dalam modalitas perundingan perluasan akses pasar bagi kedua belah pihak di bidang perdagangan barang.

 “Mengingat tahun ini merupakan tahun pemilu bagi Indonesia, maka perlu disusun perkembangan perundingan IE-CEPA yang telah dicapai maupun yang masih memerlukan pembahasan lebih lanjut,” kata Ketua Delegasi Indonesia Soemadi D.M. Brotodiningrat.

Soemadi, yang juga Dubes RI untuk Norwegia, menambahkan pertemuan ke-9 bertujuan menyusun Joint Consolidated Record (JCR) yang berfungsi sebagai dokumen resmi yang mencatat seluruh perkembangan perundingan IE-CEPA dari awal perundingan sampai saat ini.

“Dokumen tersebut nantinya akan diserahkan kepada pemerintahan baru Republik Indonesia sebagai rekomendasi untuk memutuskan langkah perundingan selanjutnya," jelasnya.

Perundingan IE-CEPA terdiri dari tiga pilar utama yaitu perluasan akses pasar produk barang dan jasa, peningkatan investasi utamanya dari negara EFTA ke Indonesia, serta adanya kerja sama peningkatan kapasitas dan bantuan teknologi dari pihak EFTA ke Indonesia.

Di samping 3 pilar di atas, IE-CEPA juga merundingkan isu-isu terkait Rules of Origin (ROO) and Custom Procedure, Intellectual Property Rights, Trade and Sustainable Development, General, Institutional and Provision Dispute Settlement, dan Government Procurement.

Selain itu,  terdapat empat tambahan topik konsultasi yang berkaitan dengan Trade Remedies, Trade Facilitation, Sanitary and phytosanitary/Technical Barrier to Trade, dan Competition Policy.

Total perdagangan Indonesia dengan negara-negara EFTA pada 2013 adalah sebesar US$ 1,091 miliar terdiri atas ekspor senilai US$ 154 juta dan impor sebesar US$ 937 juta. Angka ini mengalami kenaikan sebesar 18,42% bila dibandingkan dengan 2012. Tren pertumbuhan cukup konsisten pada level 6% selama lima tahun terakhir.

Produk ekspor nonmigas utama negara-negara EFTA ke Indonesia untuk periode Januari-Desember 2013, antara lain mesin turbin, mesin cetak (printing), pupuk kimia/mineral, substansi wangi-wangian, dan obat-obatan.

Adapun, produk impor utama negara-negara EFTA dari Indonesia antara lain optical fibers, produk turunan dari besi dan baja, minyak essensial, dan juga pompa vakum udara.

 EFTA sendiri merupakan kelompok kerja sama perdagangan negara di kawasan Eropa yang beranggotakan empat negara, yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia yang didirikan pada 3 Mei 1960.

 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper