Bisnis.com, JAKARTA – Kendati perusahaan patungan antara Indonesia dan Singapura telah sukses melakukan ekspor rig, tetapi belum ada perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di bumi pertiwi tertarik menggunakan rig buatan lokal tersebut.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Edy Hermantoro mengungkapkan bila perusahaan patungan tersebut, PT Harmoni Services sejak 2009 telah membuat 5 rig yang seluruhnya diekspor.
Namun, dalam kunjungannya bersama Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas M. Hidayat di Tanjung Pucang, Batam, pihaknya memperdalam proses pembuatan rig berstandar internasional tersebut.
“Sayangnya, hingga saat ini belum ada perusahaan migas di Indonesia yang memesan rig buatan dalam negeri itu,” ujarnya seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas, Jumat (16/5/2014).
Menurutnya, rig yang dibangun perusahaan tersebut digunakan untuk laut (offshore rig) dengan harga per unit mencapai US$205 juta.
Sementara, Dirut PT Harmoni Services Said Abdurrahman mengungkapkan bila pihaknya akan menggenjot penawaran ke sejumlah perusahaan minyak. “Semoga mendapatkan hasil yang memuaskan,” ujarnya.
Dia menjelaskan bila sumber daya manusia pada perusahaannya memiliki komposisi lokal 70%, sedangkan tenaga asing hanya 30% saja.
Sekedar informasi, rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak gas bumi atau deposit mineral bawah tanah. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur.
Menurut tempat beroperasinya, rig ada dua macam yaitu rig darat (land-rig) untuk operasi di daratan dan rig laut (offshore-rig) untuk operasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta sungai).