Bisnis.com, JAKARTA--Tren perbaikan kinerja transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat terus berlanjut pada triwulan I-2014.
Menurut Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Peter Jacobs, berdasarkan catatan BI, defisit transaksi berjalan turun dari US$4,3 miliar atau 2,12% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan IV-2013 menjadi US$4,2 miliar atau 2,06% dari PDB pada triwulan I-2014.
"Perbaikan ini bersumber dari penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan," katanya seperti dilansir laman Kemenkeu, Rabu (14/3/2014).
Ia menjelaskan impor nonmigas masih terkontraksi mengikuti moderasi permintaan domestik, sebagaimana tercermin dari menurunnya impor bahan baku dan barang modal.
BI mencatat surplus neraca perdagangan nonmigas triwulan I-2014 lebih rendah daripada triwulan IV-2013, meskipun impor nonmigas mengalami penurunan.
Hal tersebut dipengaruhi oleh ekspor nonmigas yang secara nominal kembali tumbuh negatif karena melemahnya permintaan global, terutama dari China
Peter menyebutkan menurunnya surplus neraca perdagangan juga diakibatkan oleh penurunan harga komoditas global serta pengaruh temporer kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.
"Selain itu, impor migas juga terkontraksi lebih dalam mengikuti pola konsumsi BBM yang lebih rendah di awal tahun," imbuhnya.
Selain itu, ekspor migas juga tercatat tumbuh negatif mengikuti turunnya produksi minyak. Hal ini mengakibatkan defisit neraca perdagangan migas mengalami peningkatan.