Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah menargetkan defisit transaksi berjalan berada di kisaran 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini.
Untuk mencapai target tersebut, menurut Menteri Keuangan M. Chatib Basri, harus ada pos-pos pengeluaran yang dipangkas.
“Defisitnya akan 2,5 maksimum, kalau bisa di bawah itu. Implikasinya apa? Harus ada spending yang di-cut,” ujarnya seperti dilansir laman Kemenkeu, Minggu (11/5/2014).
Menurutnya, pemangkasan pengeluaran pemerintah yang dapat menghasilkan penghematan paling optimal adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM). “Paling optimal apa? Jawaban saya subsidi BBM.”
Namun demikian, Menkeu mengakui dalam situasi seperti saat ini, tidak mudah melakukan pengurangan subsidi BBM, sehingga pemerintah perlu mempertimbangkan waktu yang tepat untuk penerapannya.
“Nah ini soal timing ini yang harus jadi konsiderans, dan di dalam itu jadi tidak mudah,” tegasnya.
Pemerintah, lanjut Menkeu, juga akan mempersiapkan strategi penghematan yang lain jika pengurangan subsidi BBM tidak dapat dilakukan.
“Kalau itu tidak bisa dilakukan, maka mau nggak mau harus cari spending lain yang bisa di-cut, tetapi tetap bahwa target defisitnya di bawah 2,5. Jadi sebetulnya market tidak perlu kuatir dengan defisit yang akan naik, karena pasti dijaga di situ,” papar Chatib.