Bisnis.com, JAKARTA--Metode penghitungan ketenagakerjaan berubah sehingga berimplikasi pada turunnya tingkat pengangguran menjadi 5,7% pada Februari 2014 dari 5,82% pada periode sama tahun sebelumnya.
Perubahan terletak pada basis penghitungan jumlah penduduk dari semula menggunakan estimasi pertumbuhan 1,49% sebagaimana hasil sensus penduduk 2010 menjadi proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk 2035 sebesar 2,1%.
Penyesuaian metode itu berimplikasi pada jumlah penduduk yang meningkat. Jika berdasarkan estimasi, jumlah penduduk 2013 hanya 246,4 juta orang, maka berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk 247,7 juta orang.
Sejalan dengan itu, jumlah angkatan kerja naik dari 121,2 juta orang berdasarkan estimasi menjadi 123,6 juta orang berdasarkan proyeksi. Alhasil, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 5,82% menjadi 5,7%.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS Razali Ritonga menjelaskan metode penghitungan yang baru ingin mengakomodasi kondisi masa depan. Asumsinya, upaya yang dilakukan pemerintah pada masa mendatang akan memengaruhi kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
“Kalau estimasi tadi, kami tidak menggunakan apa-apa, hanya membawa peristiwa masa lalu ke masa depan, yaitu lewat pertumbuhan penduduk 1,49%. Kalau proyeksi, menggunakan asumsi,” jelasnya, Senin (5/5/2014).
Apakah perubahan metode ini dilakukan atas permintaan pemerintah agar angka pengangguran terlihat ‘cantik’ menjelang akhir Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II?
“Tidak ada. Ini tidak masalah karena di berbagai negara juga demikian. Di Australia juga begitu. Kita tidak bisa pegang terus data lama,” jeras Razali.